Selasa, 18 Februari 2014

Gunung Lawu 3265 Mdpl ; Pendakian via Jalur Cemoro Sewu





Gunung Lawu 3265 Mdpl atau Wukir Mahendra yang terletak perbatasan Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah  memang memiliki keindahan alam, eksotisme dan kesakralan yang sanggup memikat saya untuk selalu merasa rindu ingin kembali ke alam bebasnya. Gunung Lawu memiliki tiga puncak yaitu Puncak Hargo Dalem, Puncak Hargo Dumiling dan Puncak tertingginya yaitu Puncak Hargo Dumilah.

Baiklah kawan .... di waktu yang lalu saya dan sahabat saya telah melakukan perjalanan pendakian ke puncak Gunung Lawu via Cemoro Kandang ( maklum newbie) tidak boleh bondho nekat harus bisa mengukur kemampuan diri sendiri, jangan sampai menyusahkan diri sendiri dan orang lain :p .
Setelah perjalanan kami yang lalu lancar jaya, maka kami putuskan Pendakian kali ini kami lakukan via Cemoro Sewu yang medannya lebih berat/ nge-track  namun dapat menghemat waktu tempuh 2-3 jam lebih cepat daripada via Cemoro kandang yang jarak tempuh normalnya bisa 8-9 Jam
( Walaupun pada prakteknya sama saja via Cemoro Kandang atau Cemoro Sewu tetap saja kami tempuh 10 Jam gaya keong nyantai bangeeet....tenang aja Pamuncaknya nggak pindah kemana-mana koq tetap bertengger manis disana (ngeles!) )
jadi nikmati saja setiap detail alam yang tersaji dalam perjalanannya...dalam setiap langkah  banyak ilmu kehidupan yang akan didapatkan atau Belajarlah pada proses..jangan hanya fokus pada target/hasil tanpa menikmati prosesnya.

 

Cemoro Sewu

 

Desa Cemoro Kandang, Lereng Lawu di Pagi Hari

Pos Pendakian Awal Cemoro Sewu

Puncak pass atau Pendakian awal Cemoro Sewu terletak di Desa Cemoro Sewu,Kecamatan Plaosan,Kabupaten Magetan, Jawa Timur,
hanya berjarak 200 meter dari puncak pass Cemoro Kandang  merupakan gerbang pendakian ke puncak Lawu atau lebih dikenal dengan nama Hargo Dumilah, letaknya berada tidak jauh dari kota dan dilintasi oleh jalan raya tertinggi di pulau Jawa yaitu sekitar 1.878 meter dari permukaan air laut.
Karena letaknya yang mudah dijangkau, akses jalan raya yang sangat lebar dan mulus, juga pemandangannya yang sangat indah Gunung Lawu ini banyak dikunjungi pendaki pada Minggu dan hari-hari libur, suhu udara disini jika hari mulai sore terasa dingin. 

Pos Pendakian Awal Cemoro Sewu


Pos Pendakian Awal Cemoro Sewu
Pendakian melalui cemorosewu akan melewati 5 pos. Jalur melalui Cemoro sewu lebih menanjak. Akan tetapi jika kita lewat jalur ini kita akan sampai puncak lebih cepat daripada lewat jalur Cemoro kandang.
Pendakian melalui Cemoro sewu jalannya cukup tertata dengan baik. Jalannya terbuat dari batu-batuan yang sudah ditata sampai di Pos 4, penataan bebatuan di sepanjang jalur cemoro sewu ini dilakukan oleh swadaya masyarakat dan memakan waktu selama kurang lebih 3 bulan.

Kami memilih memulai pendakian pagi-pagi sekali agar dapat menikmati pemandangan indah Gunung Lawu di sepanjang perjalanan kami.
Setelah mengurus ijin pendakian kami  memasuki pintu gerbang cemoro sewu sesuai dengan namanya seribu pohon cemara, yang di kanan kiri jalan dipenuhi hijau dan segarnya pohon cemara dan pinus .Selanjutnya kita akan disuguhi pemandangan perkebunan sayur-mayur milik warga di kiri kanan jalur sebelum mencapai pos 1. 


Pos Bayangan
Pos Bayangan


mejeng dulu di batu besar di tengah-tengah kebun sayur :)


Pos 1  di ketinggian 2.100Mdpl

Jalan yang ditempuh masih landai-landai saja dan sedikit menanjak, sebelum mencapai Pos 1 terdapat Pos Bayangan dan juga terletak Sumber air Panguripan yang dikeramatkan, kita bisa mengambil air disini untuk menambah perbekalan air minum.
Sekitar 45 menit sampai di  Pos 1, didekatnya  terdapat warung makanan yang buka pada hari kamis sampai minggu atau buka tiap hari sewaktu musim ramai pendakian dan  bulan Suro, Gunung Lawu adalah salah satu Gunung yang dikeramatkan oleh orang Jawa yang merupakan gunung tempat olah batin dan tirakat sehingga selalu ramai dikunjungi oleh Penghayat spiritual Jawa.

oiyaaa... di warung Pos 1 tempe mendoannya enak sekali, silahkan dicoba ya kawan ketika singgah kesini :)


Sendang Panguripan


NgeTeh dan makan tempe mendoan dulu buat sangu keatas :D enaknya naik lawu tuh gak perlu repot-repot bawa perbekalan banyak

Pos 1


Pos 1


 Pos 2 di ketinggian 2.300 Mdpl

 Dari pos 1 menuju pos 2 melewati jalan bebatuan dengan kemiringan yang cukup tajam, jarak tempuh lumayan lama dan panjang sekitar 1,5-2 jam. Dalam perjalanan menuju Pos 2 kita akan menemukan spot pemandangan yang indah yaitu Watu Jago ,batu yang berbentuk seperti ayam jago dipadu dengan pemandangan sekitarnya khas pegunungan yang indah membuat rasa lelah terlupakan, tak lupa foto-foto dulu yaaa....
Tiba di Pos 2 berupa dataran luas dengan batu-batu besar dan pohon-pohon besar, setelah perjalanan yang lumayan menguras energy , disini biasanya kami isi ulang alias makan :)

Watu Jago


Watu Jago (  batu koq di corat coret ya? sayang sekali di gunung pun banyak sekali tangan jahil )

Watu Jago

Watu Jago


Pos 2 berulang kali sengnya dipasang , berulangkali pula lepas dihempas angin

Makan Siang dan Beristirahat sejenak di Pos 2

Makan Siang dan Beristirahat sejenak di Pos 2


Pos 3 di ketinggian 2.500 Mdpl

Perjalanan dari Pos 2 menuju Pos 3 medan yang dilalui mulai berat dengan trek yang lumayan panjang, bebatuan tajam dan tanjakan siap menghajar tanpa ampun sama sekali, sepertinya ini trek yang paling panjang sekaligus melelahkan karena tanjakan demi tanjakan tanpa ada habisnya dan harus selalu mengawasi dimana kakimu berpijak karena bebatuan lancip dan tidak rata ,salah injak bisa keseleo/cedera :)
mendekati Pos 3 bau belerang tercium mulai tajam terutama di pagi hari karena di dekat Pos 3 jalur cemoro sewu terdapat kawah Condrodimuka yang membentuk sungai kawah yang memisahkan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur.


Jalan bebatuan besar dan menanjak siap menanti

Jalan bebatuan besar dan menanjak siap menanti


Kelelahan diantara Pos 2 dan Pos 3 , Masih saja Harap Harap Cemas mencari hibahan signal :p #EdisiMaksa

Akhirnya tiba juga di Pos 3 ,ini rombongan adik2 Mahapala ITS kalau nggak salah (lupa deh..maklum emak2 :D) 

Pos 4  di ketinggian 2.800 Mdpl

Setelah cukup pemanasan panjang di trek menuju Pos 3, kita masuk ke trek yang sesungguhnya, menuju Pos 4 trek yang dilalui semakin berat jalan bebatuan menanjak yang curam dengan kemiringan benar-benar siap menguras tenaga kami. Alon-alon sing penting kelakon walaupun dengan jurus merangkak sekalipun hehehe, tapi kabar baiknya walaupun curam dan nanjak minta ampun tapi treknya tidak sepanjang menuju Pos 3. Bahkan saking asyik dan tekunnya kita menaiki tangga bebatuan (hehehe...)
tanpa disadari kita sudah tiba di Pos 4 yang hanya berupa cerukan kecil di bukit seperti Goa kecil tanpa shelter. 
Di dekat Pos 4 ada bukit kapur dengan pemandangan luar biasa, rasa lelah terbayar lunas disini. sayang saya tidak bisa mengabadikan pemandangan cantiknya karena kabut sudah mulai turun dan sedikit mendung.

Pos 4 Jalur Cemoro Sewu


View dari Bukit Kapur dekat Pos 4, sayang tertutup mendung dan kabut




View dari Bukit Kapur dekat Pos 4, sayang tertutup mendung dan kabut


Melas banget wajahnya... leyeh-leyeh dulu di bukit kapur setelah melalui jalur terberat cemoro sewu :D

Pos 4 Cemoro Sewu


Pos V

Perjalanan menuju Pos V sudah berupa tanah datar tidak bebatuan lagi, trek yang dlalui pun sudah lumayan landai , berjalan meyisiri pinggiran bukit yang terpapar angin dengan bebasnya, biasanya disini saya mulai kedinginan karena memang selain suhu yang semakin dingin,anginnya juga lumayan kencang tanpa penghalang menghempas tubuh kita. Saatnya mengenakan kerpus,sarung tangan dan jaket penahan angin.
Pos V atau Pos Sumur Jolotundo, terletak di Goa Jolotundo, salah satu tempat yang dikeramatkan di Gunung Lawu.
Di dalamnya terdapat sumber air sangat bersih,namun untuk mengakses ke dasar goa lumayan sulit karena selain gelap juga licin dan jauh ke bawah. Menurut Mbok Yem, jika air di sendang Drajat sedang surut, beliau dan orang-orang sekitar mengambil air dari sumur Jolotundo ini.
Dari Jalur Pos V ketika menyusuri pinggiran bukit nampak Telaga Sarangan berikut vila-vilanya terlihat cukup jelas dari ketinggian.

Pos V Sumur Jolotundo

 
Pawom Sewu terletak di dekat pos 5 Jalur Cemoro Sewu. Tempat ini berbentuk tatanan/susunan batu yang menyerupai candi. Dulunya digunakan bertapa para abdi Raja Prabu Brawijaya V.

Pawom Sewu terletak di dekat pos 5 Jalur Cemoro Sewu. Tempat ini berbentuk tatanan/susunan batu yang menyerupai candi. Dulunya digunakan bertapa para abdi Raja Prabu Brawijaya V


Tampak Telaga Sarangan dari Jalur Pos V Cemoro Sewu



 Sendang Drajad

 Dari Pos V kita lanjutkan perjalanan agak sedikit menurun kemudian sedikit menanjak melingkari bukit yang disekelilingnya terdapat padang ilalang dan edelweis untuk mencapai Sendang Drajad, disana terdapat Warung lain selain mbok Yem, dulunya warung ini kecil namun sekarang sudah dibangun cukup luas dan bisa menampung banyak orang yang menginap. Disini juga terdapat sebuah mata air yang dinamakan Sendang Drajad, yang juga merupakan salah satu sumber mata air yang di keramatkan di ketinggian Gunung Lawu, disampingnya telah dibangun sebuah bangunan untuk bermeditasi/berdoa..
Kita juga bisa mengisi perbekalan air minum disini.
kita dapat berjalan terus ke Argo Dalem, dengan melewati punggungan bukit sekitar 30 menit, kita akan menemukan pertigaan yang kekiri langsung menuju puncak Argo Dumilah ( 3.265 m dpl) sedang ke kanan menuju ke Argo Dalem (3.148m dpl). Dari pertigaan ini, untuk menuju puncak Argo Dumilah hanya membutuhkan waktu 10 menit, namun kami putuskan untuk istirahat dan menginap di warung mbok Yem yang terletak tidak jauh dengan Hargo Dalem.


Trek dari Pos V menuju Sendang Drajad

Trek dari Pos V menuju Sendang Drajad

Trek dari Pos V menuju Sendang Drajad

Trek dari Pos V menuju Sendang Drajad, padang savana dipadu samudera awan dan tiupan angin kencang :)


Sendang Drajat konon dipercaya airnya bermanfaat  dapat membuat awet muda dan untuk hal-hal yang berhubungan dengan kederajad-an seseorang, Jika musim kemarau panjang air disini sering surut walaupun tidak sampai kering


Puncak Hargo Dalem di Ketinggian 3170 Mdpl

Dari Sendang Drajat kami melanjutkan perjalanan menuju ke warung tertinggi di Indonesia yakni warung mbok Yem , trek yang dilalui lumayan landai dan berupa jalan setapak tanah datar .
Di warung mbok Yem biasanya juga digunakan untuk menginap oleh para petitrayatra maupun pendaki gunung.
Jika menginap di mbok Yem, spot terbaik untuk melihat sunrise dengan keelokannya adalah tepat di depan warung mbok Yem, disini tersedia berbagai aneka minuman panas, nasi pecel,mie rebus dan mie goreng, tempe goreng sampai pisang goreng juga ada hehehe., dan makanan yang dibawah rasanya biasa saja kalau dimakan disini jadi nikmat berlipat-lipat :) saya selalu merindukan tempe goreng buatan mbok-mbok pemilik warung ini, baik yang di Pos 1, Sendang Drajat dan Mbok Yem :)


Jalan dari Sendang Drajat menuju Warung Mbok Yem


Tampak dari kejauhan warung mbok Yem dan juga Puncak Hargo Dalem

Warung Puncak Lawu "Hargo Dalem'



Berfoto bersama mbok Yem di depan warungnya, bagi kami mbok Yem dan pemilik warung lainnya di puncak adalah pahlawan bagi kami yang kelaparan,kehausan ( tanpa perlu repot membawa perbekalan sendiri dan memberi tumpangan tempat beristirahat :)


Sunrise di Gunung Lawu


Sunrise di Gunung Lawu



Alun-alun Hargo Dalem merupakan hamparan padang terbuka bervegetasi perdu, memungkinkan kita untuk melihat kearah puncak maupun kelembah di bawahnya
Terletak tidak berjauhan dengan Puncak Hargo Dalem yang merupakan tempat pamoksan Kanjeng Eyang Brawijaya V. 
Sejak jaman Prabu Brawijaya V, raja Majapahit pada abad ke 15 hingga kerajaan Mataram II banyak upacara spiritual diselenggarakan di Gunung Lawu. Hingga saat ini Gunung Lawu masih mempunyai ikatan yang erat dengan Keraton Surakarta dan Keraton Yogyakarta terutama pada bulan Suro, para kerabat Keraton sering bertitrayatra ke tempat-tempat sakral di puncak Gunung Lawu dan sudah menjadi tradisi masyarakat sekitar Lawu untuk mendaki gunung Lawu terutama pada bulan Suro.


Pamoksan Kanjeng Eyang Brawijaya ( Raja Majapahit ke V) di Puncak Hargo Dalem Gunung Lawu

Sanggar Pamujan di Hargo Dalem


Hargo Dumilah di ketinggian 3265 Mdpl

Dari Hargo Dalem kita melanjutkan perjalanan menuju ke Puncak Gunung Lawu yaitu Puncak Hargo Dumilah dengan jarak tempuh sekitar 30 menit yang berupa berupa dataran yang berbukit-bukit dan terdapat titik trianggulasi.
Dari arah puncak kita dapat menikmati pemandangan yang sangat menawan. 
Selain Matahari terbit, bila kita memandang ke arah barat, akan tampak puncak Gunung Merapi dan Merbabu, 
dan arah timur akan terlihat puncak Gunung Kelud, Butak dan Wilis, 
sedangkan ke arah selatan tampak samudera Indonesia tergelar dengan indahnya.
Benar-benar megah,agung sekaligus sakral ciptaanMu Tuhan , 
diriku bagaikan setitik debu di tengah kemegahan alam raya ini.
Terimakasih diri ini diperkenankan menyaksikan sedikit dari Maha Agungnya kebesaran ciptaanMu melalui keberadaanku di Puncak tertinggi Gunung Lawu ini.

Trek menuju Puncak Lawu Hargo Dumilah

Negeri di Atas Awan


Pamuncak Tertinggi Gunung Lawu , Puncak Hargo Dumilah, Amazing!
 Aku hanya manusia biasa yang sangat mencintai alam dan berjalan mengikuti hati dan kaki yang ingin melangkah dalam kedamaian dan petunjuk Ibu Pertiwi,
mencoba menyelami dan belajar hakikat hidup dalam setiap langkah kaki kami,
menyayangi alam ini sebagaimana kami menyayangi Ibu kami,
menghormati alam ini sebagai Sang Guru Sejati kami yang membentuk kami menjadi seperti yang sekarang.
Semoga alam tetap lestari..semoga anak cucuku masih tetap bisa menikmati dan belajar pada alam,dan ketika berada di alam tetaplah berprinsip: 
Tidak mengambil apapun, kecuali mengambil foto
Tidak meninggalkan apapun, kecuali meninggalkan jejak
Tidak membunuh apapun, kecuali membunuh waktu
 Tidak mengalahkan siapapun, kecuali mengalahkan ego...
"Tiada tanah suci di dunia ini selain tanah tumpah darahku, tempat aku dilahirkan, makan-minum dan dibesarkan, menua dan mungkin tempat aku akan dikuburkan. Tanah Suciku adalah Indonesiaku Tercinta, aku mencintaimu sepenuh hatiku Ibu Pertiwi tempatku berpijak dan Bapak Angkasa tempatku bernaung"

Catatan Perjalanan pendakian Gunung Lawu berikutnya bisa dilihat disini kawan ^_^

1 komentar:

  1. Semoga tahun ini aku dapet ijin untuk pergi ke gunung lawu, keinginanku dari dulu:) dan artikel ini menambah semangat aku untuk melaksanakannya :)

    BalasHapus