Minggu, 23 Februari 2014

Keraton Ratu Boko ; Sebuah Mahakarya Abad ke VIII yang Hilang


 


 Hai Kawan... mari kita berjalan-jalan mengunjungi sebuah Mahakarya Abad ke-8 yang hilang. Satu-satunya situs arkeologi yang memadukan arsitektur Hindu dan Budha.
Yaah... Keraton Ratu Boko adalah situs purbakala yang merupakan kompleks sejumlah sisa bangunan yang berada kira-kira 3 km di sebelah selatan dari komplek Candi Prambanan, 18 km sebelah timur Kota Yogyakarta atau 50 km barat daya Kota Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia. Luas keseluruhan komplek adalah sekitar 25 ha.

atau anda juga bisa mengambil  Paket Wisata yang disediakan oleh pengelola candi Prambanan - Ratu Boko yang bisa saya berikan untuk referensi:
 Dewasa Rp.45.000 dan Anak Rp.20.000
Fasilitas:
·         Tiket Masuk Candi Prambanan
·         Tiket Masuk Kraton Ratu Boko
·         Gratis Transport Shuttle Service ( Prambanan-Ratu Boko-Prambanan)
·         Gratis Air Mineral
(Diskon 10% Rombongan 20 Orang)

 

SEJARAH
Ratu Boko adalah sebuah situs arkeologi yang berbentuk istana kerajaan yang merupakan peninggalan kerajaan Mataram kuno. Berdasarkan sejarah kerajaan Mataram kuno pada abad ke-8, Ratu Boko telah digunakan oleh dinasti Syailendra ( Rakai panangkaran) jauh sebelum zaman raja Samaratungga ( pendiri Borobudur) dan Rakai Pikatan ( Pendiri Prambanan)

Kerajaan Mataram kuno tidak hanya meninggalkan kumpulan kitab dan prasasti kuno tetapi juga membangun banyak candi Hindu dan Budha. Penemuan artefak emas di daerah Wonoboyo menunjukan kehebatan karya seni dan kekayaan budaya. 
Candi-candi peninggalan kerajaan Mataram kuno seperti Kalasan, Plaosan, Prambanan, Sewu, Mendut, Pawon , Borobudur dan masih banyak lagi.

Keraton Ratu Boko
Berdasarkan sebuah kitab kuno yang dipakai oleh Rakai Pikatan pada tahun 746-784, bangunan-bangunan yang berada di sekitar candi Ratu Boko bernama Abhayagiri Vihara. 
Kata Abhaya bermakna ‘tidak berbahaya’ atau ‘ kedamaian’ sedangkan makna keseluruhan dari Abhayagiri adalah tempat ‘tempat berdiam para biarawan budha yang terletak diatas bukit yang tenang’

Pada tahun 856-863 Abhayagiri berubaha namanya menjadi Walaing Kraton yang di proklamirkan oleh Vasal Rakai bernama Rakai Walaing Pu Kumbayoni. 
Di dalam kitab Mintyasih yang dibuat oleh Rakai Watukara Dyah Balituh pada tahun 898-908, 
disebutkan bahwa Walaing adalah keturunan dari Punta Karna yang membuat kitab Mintyasih. 
Tidak ada jejak sejarah apapun tentang Kraton Walaing sejak awal abad ke-10 hingga akhir abad ke-16

Kata Ratu Boko sendiri berasal dari cerita rakyat setempat. Ratu Boko yang didalam bahasa Jawa bermakna “raja Heron” merupakan ayah dari Roro Jonggrang, yang kemudian menjadi nama candi utama di dalam komplek candi Prambanan.

Keraton Ratu Boko
Kompleks Keraton Ratu Boko

Tembok Pemisah Yang Masih Kokoh Berdiri


SITUS ARKEOLOGI

Gerbang Utama: 
Terdiri dari 2 pintu di Paduraksa dengan sebuah atap berbentuk Ratna dan memiliki fungsi sebagai gerbang utama. 
Pintu yang pertama terbuat dari batuan andesit, namun lantai dan tembok tangganya terbuat dari batu kapur putih halus. 
Panjang pintu pertama adalah 12m, lebar 6,90 m, dan tinggi 5,05 m serta memiliki 3 pintu. 
Sedangkan pintu yang kedua memiliki panjang 18,60 m , lebar 9 m, tinggi 4,50 m serta memiliki 5 pintu.

Gerbang Utama Keraton Ratu Boko

Gerbang Utama Keraton Ratu Boko

Gerbang Utama Keraton Ratu Boko
Gerbang Utama Keraton Ratu Boko



Candi Pembakaran dan Sumur Suci: 
 Terbuat dari batuan andesit dan memiliki panjang 22,60 m , lebar 22,33 m dan tinggi 3,82m. 
Candi ini dinamakan Pembakaran karena ditemukan abu bekas pembakaran di situs candi Pembakaran.  Ukuran sumurnya 2,30m x 1,80m, kedalaman airnya pada musim kering 2m.

 Pada zaman dahulu orang-orang menggunakan air dari sumur suci untuk upacara keagamaan di candi Pembakaran dan air dari sumur tersebut dipercaya membawa keberuntungan bagi siapa saja yang menggunakannya. 
Para pemeluk agama Hindu menggunakan air dari sumur tersebut untuk perayaan Tawur Agung (sehari sebelum Nyepi) untuk menyucikan diri dan mengembalikan harmoni alam.

Candi Pembakaran : mempunyai sumur ditengah dan konon dijadikan sebagai tempat pembakaran mayat. Di tenggara candi ini terdapat sumur tua yang dipercayai sebagai air suci dan sering digunakan dalam ritual keagamaan.


Paseban: 
Terdiri dari 2 Batur. Paseban timur memiliki panjang 24,6m , lebar 13,3 m , serta tinggi 1,16 m 
sedangkan Paseban barat memiliki panjang 24,42 m , lebar 13,34 m dan tinggi 0,8 m. 
Kedua paseban tersebut didirikan saling berhadapan antara satu dengan lainnya, namun demikian belum diketahui secara pasti fungsi paseban tersebut. 
Nama Paseban berdasarkan pada sebuah analogi istana diwaktu yang sesungguhnya , paseban merupakan sebuah ruang tunggu bagi siapa saja yang hendak menemui raja.

PASEBAN


 Pendopo
Pagarnya memiliki panjang 40,80 m , lebar 33,90 m , dan tinggi 3,45 m. 
Bagian dasar dan atapnya terbuat dari batuan andesit namun bagian tubuhnya terbuat dari batuan halus kapus halus. 
Ada 2 batur di dalam pagar , Batur bagian utara memilik panjang 20,57 m , lebar 20,49 m, dan tinggi 1,43 m. 
Batur bagian selatan di Pringgitan, memiliki panjang 20,50 , lebar 7,04 m dan tinggi 1,51 m. 
Kedua batur tersebut terhubung pada sebuah lorong yang terbuat dari batuan andesit. 
Diatas atap batur terdapat 24 umpak dan masih ada 12 umpak di Pringgitan. 
Pendopo merupakan bangunan pusat yang memiliki tiang-tiang yang terbuat dari kayu. Karena tiang , tembok dan atap terbuat dari bahan yang mudah rusak rusak, seperti kayu dan sirap , tak satupun dari bangunan tersebut yang awet. Hanya tiang yang terbuat dari batu yang masih utuh sedangkan bagian bangunan yang terbuat dari kayu telah lenyap.
Pendopo Keraton Ratu Boko


Kolam: 
Kompleks kolam terbagi menjadi 2 bagian, bagian utara dan bagian selatan. 
Kedua bagian dipisahkan oleh sebuah dinding penyekat dan terhubung oleh sebuah pintu. 
Kompleks dinding penyekat dan terhubung oleh sebuah pintu. 
Kompleks bagian utara berbentuk persegi. Terdiri dari 7 kolam ( 5 kolam besar dan 2 kolam kecil) , sedangkan kompleks bagian selatan terdiri dari 28 kolam (14 kolam besar berbentuk bulat , 13 kolam kecil berbentuk bilat dan 1 kolam berbentuk kotak)

 

 

 

 

 



Goa: 
Di situs candi Ratu Boko terdapat 2 buah goa; Goa lanang dan Goa wadon. 
Dinamakan goa wadon karena terdapat sebuah relief yang sedemikian rupa mewakili alat vital wanita (simbol Yoni) di atas pintu masuknya. Simbol Yoni biasanya dilengkapi juga dengan Lingga (alat kelamin pria) yang dianggap perwakilan Siwa dalam ajaran agama Hindu. 
Kesatuan antara Yoni dan Lingga dianggap membawa kesuburan dan kesejahteraan. 
Goa ini diperkirakan sebagai tempat untuk bermeditasi pada zaman dahulu.


Keputren: 
Asal nama ini tempat ini dihubungkan dengan legenda setempat ‘keputren’ (daerah wanita)
 Terdiri dari 2 batur yang terbuat dari batu andesit yang menghadap ke barat. 
Batur bagian selatan memiliki panjang 21,43 m, lebar 22,7 m dan tinggi 1,75 m. 
Batur bagian utara memiliki panjang 16,4 m dan lebar 14,90 m serta terbuat dari batuan andesit.




 

Ratu Boko terletak didataran tinggi yang terletak sekitar 3 km di selatan Prambanan. Bukitnya memiliki ketinggian 195,97 meter diatas permukaan laut dengan luas 160,898 m2. 
Dari situs candi Ratu Boko anda dapat melihat keindahan Prambanan dari puncak bukit dengan gunung Merapi sebagai latar belakangnya. 
Pemandangan kota Yogya juga terlihat di bagian barat. 
Di bagian selatan terdapat pemandangan bukit Seribu. 
Kita juga dapat menikmati sunset yang luar biasa di kawasan Ratu Boko pada waktu senja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar