Senin, 24 Maret 2014

Candi BajangRatu ; Kisah Sang Raja Muda Jayanegara

Candi Bajangratu di Mojokerto

 Candi Bajangratu terletak di Dukuh Kraton, Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Candi ini berupa gapura yang merupakan bangunan yang didirikan untuk mengenang Jayanegara sebagai Putra Mahkota Majapahit, yang semasa dalam kandungan sudah dinobatkan menjadi raja muda. 
Kata bajang berarti "kecil" dan ratu artinya "raja"

Dalam kitab Pararaton, dijelaskan bahwa Raja Jayanegara yang merupakan raja ke-2 Majapahit, 
wafat pada tahun 1328 M.
Fungsi gapura Bajangratu diduga sebagai pintu masuk ke sebuah bangunan suci untuk memperingati wafatnya Jayanegara. Dugaan tersebut mengarah pada relief fragmen Sri Tanjung dan Ramayana yang mempunyai rangkaian arti sebagai lambang pelepasan/kematian.

 


Candi yang berupa gapura tersebut, diperkirakan dibangun antara abad ke-13 dan ke-14, menempati area cukup luas, tinggi gapura sampai pada puncak atap adalah 16,1 m dan panjangnya 6,74 m.
Gapura itu beratap dengan tangga naik dan turun menghadap ke dua arah.
Seluruh bangunan dibuat dari batu bata merah, kecuali tangga dan ambang pintu yang terbuat dari andesit.
Candi ini mempunyai lorong masuk keluar dengan lebar 1,40 m.
Bingkai di kiri kanan pintu masuk berdiri pahatan berupa binatang bertelinga panjang dengan ekor berbentuk sulur gulung naik keatas.
Sedangkan diatas lantai, dipahatkan sepasang umpak dengan dua buah lubang bekas engsel pintu yang daun pintunya membuka kedalam.

Pada sudut-sudut kaki gapura terdapat panel-panel yang pada bagian depannya dihiasi dengan relief fragmen cerita Sri Tanjung sampai pada alam kematian. Sedangkan gapura Bajangratu mempunyai sayap di sisi kanan dan kiri , kedua sisinya yang bagian-bagiannya dihiasi relief-relief, dan terdapat relief fragmen Ramayana yang menggambarkan dua orang yang sedang berkelahi, salah seorang diantaranya menderita kekalahan.

Selain itu penampil-penampil gapura dihias dengan pelipit-pelipit yang diukir dengan rangkaian bunga atau hiasan belah ketupat panjang, serta beberapa pelipit yang belum selesai ukirannya.

 

Sementara itu, atap gapura berbentu meru (gunung) , mirip limas bersusun dengan puncak persegi. Setiap lapisan dihiasi ukiran dengan pola limas terbalik dan pola tanaman. Pada lapis kedua, terdapat kepala kala di tengah dengan sepasang taring yang panjang. Sedangkan, pada bagian tengah lapis ketiga terdapat relief matahari ( Surya Majapahit ), yang merupakan simbol Kerajaan Majapahit.
Melihat ciri-cirinya , Candi Bajangratu dikategorikan candi yang bercorak Hindu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar