Minggu, 23 November 2014

HIPOTERMIA ; Pembunuh Nomor Satu di Gunung

Berikut ini saya mencoba mengulas tentang Hipotermia. HIPOTERMIA sebuah keadaan yang sangat berbahaya bagi pendaki ketika berada di gunung. Dimana hampir 70% korban meninggal dunia di gunung yang ditemukan disebabkan oleh hipotermia.

Mari simak selengkapnya :
Hipotermia adalah suatu kondisi dimana mekanisme tubuh untuk pengaturan suhu kesulitan mengatasi tekanan suhu dingin. Hipotermia juga dapat didefinisikan sebagai suhu bagian dalam tubuh di bawah 35°C. (wikipedia).
Hipotermia adalah keadaan seseorang dimana kehilangan panas tubuh secara drastis.
 Bagaimana tubuh menjaga panas untuk mencapai suhu normal.? Jawabannya melalui pencernaan makanan. Karena pencernaan makanan adalah unsur utama yang menghasilkan panas. Melalui pencernaan makanan tersebut akan menghasilkan kalori yang dapat diubah menjadi tenaga.
Seseorang memerlukan 2.000 kalori setiap hari untuk menghasilkan tenaga yang cukup. Bagi pendaki gunung, kalori yang dibutuhkan ketika menjalankan kegiatannya harus lebih, yaitu sekitar 5.000 kalori.
Aktifitas fisik yang berat dan biasanya dilakukan dalam tempo yang lama, menyebabkan pendaki gunung memerlukan sumber energi itu dalam jumlah yang jauh lebih besar dari pada kebutuhan sehari-hari.
 
Panas tubuh juga dapat dijaga dengan bantuan dari luar tubuh itu sendiri. Ini dapat diperoleh dengan memasukan makanan dan minuman panas, sinar matahari, api, atau panas tubuh dari orang lain.
Cara lain adalah melalui aktifitas otot, yaitu dengan gerakan tubuh mengigil. Menggigil, gerak yang terjadi tanpa dikehendaki, sebenarnya adalah usaha tubuh untuk menghasilkan panas.
Sebaiknya melakukan gerak - gerak atau lari - lari kecil untuk mendapatkan panas tubuh kembali.

Lalu, bagaimana tubuh bisa kehilangan panas?
Setiap kali bernafas kita mengeluarkan udara panas, dan ini berarti hilangnya panas dari tubuh. Tentu hal tersebut tak dapat dihindari, kecuali kalau kita berhenti bernafas.
Penguapan keringat dari kulit dan paru - paru merupakan penyumbang terbesar dari hilangnya panas tubuh. Kendati ini tidak bisa dihindarkan, jumlah penguapan itu bisa dikendalikan dengan menggunakan pakaian yang tidak menyerap air tetapi bisa "bernapas" (uap air masih dapat keluar).
Panas tubuh dapat hilang sebagai akibat konduksi, misalnya karena kehujanan. Seseorang yang kebasahan akan menyebabkan sejumlah besar panas tubuh hilang dengan cepat. Suhu air dibawah 5°C bisa mengakibatkan kematian bagi seseorang, karena temperatur tubuh pada tingkat itu tidak dapat dipertahankan lagi.

Panas tubuh juga dapat hilang melalui bagian- bagian tubuh yang tidak tertutup oleh pakaian, terutama kepala, leher, dan tangan. Dengan sinar matahari (radiasi), tubuh secara terus - menerus memanasi selapisan tipis udara di atas kulit. Tubuh akan tetap panas kalau lapisan tipis udara panas itu dapat dipertahankan. Angin dan aliran udara atau keadaan malam hari yang dapat membawa lapisan panas tersebut, sehingga tubuh menjadi dingin.

Fungsi utama pakaian adalah untuk menjaga udara di atas lapisan kulit ini. Suhu udara dan angin yang bertiup kencang akan menyebabkan Hipotermia terjadi bahkan berujung kematian. Untuk itu bagi para pendaki gunung, bawalah pakaian hangat agak lebih. Jangan lupa pula membawa kantung tidur (Sleeping Bag) yang sangat berguna sekali digunakan saat para pendaki istirahat atau tidak ada kegiatan sama sekali.
Sebab jika kita mendaki dan sedang tidak berkegiatan, kemungkinan untuk terserang dingin lebih besar.

Lalu bagaimana cara menanggulangi korban yang terserang Hipotermia?
Menjadi pertanyaan sekarang kalau seandainya korban ditemukan masih hidup, tetapi dalam keadaan Hipotermia, apakah kita sudah mengetahui cara menanggulanginya.?
 Ini pantas dipertanyakan karena pernah ada kasus di mana korban ditemukan masih hidup tetapi dalam keadaan Hipotermia, lalu meninggal dunia justru ketika sedang diselamatkan.

-Mula - mula gantilah baju si penderita yang basah dengan yang kering. Hindarkanlah si penderita dari hembusan angin, misalnya dengan mendirikan tenda atau bivak yang baik dan ditempat yang aman.
-Jangan biarkan si penderita terbaring langsung di tanah. Berikan alas yang hangat, supaya dingin dari tanah tidak mempengaruhinya.
-Berikanlah minuman yang hangat dan manis. Lalu bantulah si penderita untuk menghangatkan tubuhnya sendiri.
-Masukkan si penderita ke dalam kantung tidur (sleeping bag) yang telah dihangatkan dengan ditiduri terlebih dahulu oleh orang lain yang masih sehat. Memasukan si penderita Hipotermia ke dalam kantung tidur yang dingin tidak akan menghasilkan apa - apa karena tubuhnya sudah tidak mampu menghangatkan tubuhnya sendiri. Kalau kantung tidur cukup untuk 2 orang, sebaiknya seseorang yang masih sehat masuk bersama si penderita untuk membantu si penderita memanaskan tubuhnya. "Keduanya harus dalam keadaan telanjang", (tidak semua pendaki dapat melakukan ini karena butuh pelatihan khusus) karena kontak langsung dari kulit ke kulit akan cepat menghangatkan si penderita. Kalau memungkinan, lebih baik 2 orang yang sehat mengapit si penderita ditengahnya agar maksimal membantu menghangatkan si penderita.
-Kemudian meletakan botol penuh dengan air hangat (bukan panas) ke dalam kantung tidur akan membantu. Terutama letakan botoh hangat tersebut di ketiak, perut dan selangkangan si penderita.
Kalau memungkinkan, buatlah api unggun di sisi penderita Hipotermia.
-Kalau si penderita sudah sedikit sadar dan bisa makan, berikanlah gula - gula dan makanan manis. Hidrat arang merupakan bahan bakar yang cepat sekali menghasilkan panas dan tenaga. Evakuasi baru bisa dilakukan setelah penanggulangan sementara ini.
 
Hal yang terpenting juga, janganlah panik dalam menghadapi keadaan jika kawan atau rekan kita terserang Hipotermia. Tenang dan berfikir jernih akan memudahkan tahap - tahap penanggulangannya. Mintalah bantuan kepada pendaki lain yang ada di sekitar kita. Jangan sungkan, sebab pendaki sejati selalu menolong sesama.

Berikut ini tanda - tanda Khusus Hipotermia.
Suhu Badan (Celcius) dan tanda khusus :
38 - 37 : Normal.
36 - 35 : Menggigil sampai bulu roma berdiri, tetapi masih terkendali. Gerak langkah menjadi lambat. Koordinasi tubuh mulai terganggu.
35 : Apa bila mencapai titik gawat, menggigil tidak terkendali.
35 - 33 : Pengambilan dan koordinasi tubuh kabur. Langkah kaki sering tersandung. Berbicara kasar.
33 : Semakin menggigil. Denyut nadi dan tekanan darah mulai menurun.
32 - 29 : Menggigil berhenti. Kebingungan mulai meningkat. Meracu. Ingatan hilang. Gerakan tersentak - sentak. Pupil (bagian hitam mata) mulai membesar.
29 - 28 : Otot mulai kaku. Pupil membesar. Denyut nadi melemah atau tidak teratur. tarikan nafas melemah. Warna kulit kebiru - biruan. Tingkah kacau. Mengarah ketidak sadaran.
27 : Pingsan. Pupil tidak lagi menjawab gerakan cahaya. Kehilangan gerakan - gerakan sepontan. Penderita kelihatan sudah meninggal.
26 : Koma. Gawat. Suhu tubuh menurun dengan cepat.
20 : Denyut jantung berhenti.
18 : Dalam suhu tubuh ini korban masih bisa ditolong dengan penangganan yang segera dan intensif (rawat rumah sakit secepat mungkin), bagi pendaki gunung hal ini agak sulit.

Dari keterangan yang tertera diatas adalah suhu tubuh bukan suhu ruangan. Tanda - tanda Hipotermia dalam hal apapun, mencegah lebih baik dari pada menanggulangi.

Ada beberapa tips dari saya agar terhindar dari hal - hal yang tidak diinginkan seperti diatas. 

-Dalam setiap pendakian bawalah pakaian hangat sedikit lebih, tidak masalah berat sedikit yang penting safety. Sleeping bag, adalah barang terpenting yang jangan sampai tertinggal setiap melakukan pendakian gunung. Bungkuslah pakaian yang kering dan Sleeping Bag dengan plastik atau Dry Bag yang baik saat ter-packing di dalam ransel. Hal tersebut menghindari pakaian dan sleeping bag basah jika suatu waktu hujan turun.

-Jeans Berbahaya. Banyak pendaki gunung yang mengira bahwa memakai celana jeans adalah praktis dan tahan robek. Sebenarnya memakai jeans bisa membahayakan pendaki gunung, lebih - lebih di gunung dengan curah hujan yang besar seperti di Indonesia. Bahan celana ini sukar sekali kering kalau basah.
Jika sudah begini, badan pemakainya akan selalu kedinginan. Ini akan mempercepat menurunnya panas badan karena cuaca dingin di gunung.Yang terbaik bahan celana adalah dari katun.

-Bawalah persediaan makanan yang cukup dan banyak mengandung kalori dan karbohidrat.

- Bawalah tenda yang memiliki 2 lapisan. Lapisan pertama yaitu tenda itu sendiri, dan yang ke dua adalah flysheet dibagian luarnya. Hal tersebut meminimalisir hembusan angin yang masuk ke tenda. Angin bisa saja masuk dari selah-selah jari kaki dan tangan,

- Bawalah kaos kaki dan sarung tangan sedikit banyak.

-Dirikanlah tenda atau bivak di tempat yang terhindar dari hembusan angin. Lebih baik mendirikan tenda di punggungan gunung dari pada di lembah. Sebab lembah lebih terasa dingin.


Sekian penjelasan dan tips dari saya, semoga bermanfaat bagi kita semua para pelaku kegiatan alam. Kiranya ada kekurangan atau kesalahan mohon koreksi dan tambahannya. Terima kasih sudah menyimak.
 
*Salam Lestari...!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar