Sabtu, 03 Januari 2015

Sendiri itu Nikmat

Hingar bingar dunia seringkali membius akal kita. Keindahannya dibalut dalam keramaian yang penuh dengan kepentingan duniawi, sehingga tanpa sadar kita dibuat lupa waktu bersama Tuhan. Bagi yang tidak terbiasa, begitu kesendirian itu tiba, sejenak mereka akan merasa terpojok pada keadaan yang sangat menjemukan. Tapi justru sebenarnya disanalah nikmat itu berada. Kasih sayang Tuhan menanti kita untuk mendekat dalam kesendirian. Semua tergantung kepada keputusan diri kita untuk menyambutnya atau tidak.



Bahkan batinpun butuh istirahat, butuh nutrisi lebih untuk melanjutkan langkah kita agar selalu menuju jalan yang benar. Mereka butuh sejenak, untuk mengkaji laporan kebaikan dan keburukan kita sebagai hamba, kepada Tuhan. Disini kesendirian dibutuhkan untuk membawa nikmat bagi hati yang merasa tiada pernah sendiri.

Ternyata kesendirian tak selamanya mematikan. Tanyalah kepada para pecinta malam yang terhanyut dalam keheningan dan keintiman dengan Gusti mereka. Betapa nikmatnya karunia sebuah air mata itu. Air mata penyesalan dan permohonan keampunan atas dosa dan kekhilafan.

Ternyata kesendirian tak selamanya menyakitkan. Tanyakan saja kepada para “penyalur” rezeki. Mereka memilih untuk hanya memberi tahu diri mereka sendiri, atas apa yang mereka berikan kepada orang yang kurang mampu. Tak perlu beramai-ramai apalagi dengan pengumuman. mereka melakukan sesuatu untuk hanya diketahui oleh Yang Maha Mengetahui.

Ternyata kesendirian adalah menyelamatkan. Tanyakan saja pada para manusia penyimpan aib sodara mereka. tiada waktu lebih untuk mencela kesalahan manusia lain. yang ada adalah belajar dari kesalahan mereka dan terus memperbaiki diri sendiri.

Belajarlah Bersahabat dengan Kesendirian

Ternyata Kasih sayang Tuhan itu unik untuk disampaikan. Dalam kesendirian sebenarnya Tuhan memberi jeda waktu berkualitas untuk penyegaran nurani kita dalam pertemuan hangat dengannya, sebelum kita memulai langkah baru menghadapi tantangan dunia.
Ternyata Kasih sayang Tuhan itu unik untuk direnungkan. Dalam kesendirian kita diajarkan menjadi sahabat bagi diri sendiri. Dan hal itu adalah memang yang paling masuk akal. Bukan tak boleh meminta bantuan kepada sesama, tapi akan lebih baik jika kita mengharuskan untuk mampu berdiri dengan kaki sendiri. dan dikala terjatuh pun, kita harus mampu membangkitkan diri.

Mencoba ramah pada kesendirian, mungkin akan lebih baik dan berarti. Ya, akan lebih berarti disaat keadaan dan dunia tak bersahabat dengan kita.
Kesendirian dan kesepian adalah momen yang tepat dimana seharusnya kita manfaatkan sebagai latihan untuk mengendalikan ego. Berusaha menjadi sahabat terbaik bagi diri sendiri entah dalam keramaian ataupun kesendirian adalah sebuah anugerah. Karena kita sendirilah pemeran utamanya, pemimpin dari diri sendiri dan yang paling mengerti isi hati.
Ternyata kesendirian membawa nikmat bagi hati yang merasa tiada pernah sendiri. Karena mereka percaya bahwa Tuhan selalu menemani.



source