Rabu, 13 September 2017

Perjalanan ke Puncak Abadi Para Dewa ; Gunung Semeru 3676 Mdpl


Gunung Semeru 3676 meter diatas permukaan laut merupakan gunung yang memiliki puncak tertinggi di pulau Jawa sekaligus gunung api tertinggi nomor tiga di Indonesia memiliki daya tarik luar biasa yang menarik minat semua pendaki atau sebagian orang untuk mengunjunginya.
Gunung Semeru dengan puncak Mahameru-nya yang melegenda menjadi impian saya sejak kecil untuk berada disana, berbekal impian masa kecil (telat banget ya :p) 
mari kita mulai lakukan perjalanan ini ...........

oiya menurut Wikipedia 
 Gunung Semeru atau Gunung Meru adalah sebuah gunung berapi kerucut di Jawa Timur, Indonesia. Gunung Semeru merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa, dengan puncaknya Mahameru, 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl). Gunung Semeru juga merupakan gunung berapi tertinggi ketiga di Indonesia setelah Gunung Kerinci di Sumatera dan Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat[1]. Kawah di puncak Gunung Semeru dikenal dengan nama Jonggring Saloko. Gunung Semeru secara administratif termasuk dalam wilayah dua kabupaten, yakni Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur. Gunung ini termasuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
Posisi geografis Semeru terletak antara 8°06' LS dan 112°55' BT.
Pada tahun 1913 dan 1946 Kawah Jonggring Saloka memiliki kubah dengan ketinggian 3.744,8 m hingga akhir November 1973. Disebelah selatan, kubah ini mendobrak tepi kawah menyebabkan aliran lava mengarah ke sisi selatan meliputi daerah Pronojiwodan Candipuro di Lumajang.

Kamis 15-Juni-2017

Tumpang-Ranu Pani

Pagi hari setelah sarapan pukul 08.00 saya start dari Malang menuju Tumpang, jarak dari kota Malang-Tumpang sekitar 32 km dan ditempuh dalam waktu kurang lebih 30 menit berkendara. Setiba di Tumpang kami berkumpul di basecamp jeep yang terletak di dekat area pasar Tumpang.

Basecamp Jeep

Sopir jeep dan porter sedang mengatur carrier

Akhirnya setelah menunggu sekian lama, pukul 11.00 siang kami mulai melakukan perjalanan menuju desa Ranupani. Setelah berkendara beberapa saat kami tiba di Gubuk Klakah dan membayar tiket masuk kawasan taman nasional bromo tengger semeru. Tarif yang berlaku pada saat itu tertera pada gambar dibawah ini:

Tarif Masuk Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
Kalau lurus/jalan menanjak  kita akan menuju desa Ranu Pani yang merupakan pintu gerbang pendakian gunung Semeru, sedangkan ke kiri /turun kita akan menuju ke kawasan wisata Bromo















Baru memulai perjalanan...kami sudah disuguhi pemandangan yang indah seperti diatas :D 



Akhirnya setelah melewati jalanan yang terjal,curam, berliku-liku dan sempit kami memasuki pintu gerbang desa Ranu pani,kecamatan Senduro,Kabupaten Lumajang

Sambil menunggu pengurusan Simaksi beres, kami beristirahat sekaligus makan siang di salah satu rumah makan sekaligus penginapan di desa Ranu Pani














 Sekitar pukul 14.00 kami berkumpul di suatu aula dan diberi briefing oleh team relawan @Saverindo , menerima briefing tentang pendakian di Semeru adalah WAJIB.


 Basecamp Pendakian Gunung Semeru (Ranu Pani) - Ranu Kumbolo





Sekitar pukul 15.15 menit pendakian pun di mulai, kami melewati jalan paving menuju pintu gerbang. Sesampai di pintu gerbang disambut oleh jalan rusak parah dan becek.
Namun selanjutnya trek yang kita lalui terhitung landai dan sudah terpasang paving sekitar 3km yang ditempuh sampai di Landengan Dowo 2300 mdpl (Pos 1) atau sekitar 1,5 jam.
Ada yang berjualan di Pos 1 waktu itu dan anjingnya sangat lucu dan berbulu tebal namnya Xander :)

Pos 1 Landengan Dowo

Tampak Mahameru dari sini (dekat dimata jauh dikaki)


Akses selanjutnya masih terbilang mudah dan landai koq walaupun di kanan kiri tampak vegetasi yang mulai rapat,
Dari Landengan Dowo (Pos 1) ke Watu Rejeng 2350 Mdpl (Pos 2) berjarak 3 km atau bisa ditempuh sekitar 1 jam




Dari Pos 2 menuju Pos 3  kita akan melewati jembatan, namanya sih jembatan cinta.
(entah mengapa di semeru banyak lokasi yang nama belakanganya CINTA hehehe) di jalur ini kita akan melewati dua jembatan yaitu jembatan lama dan jembatan baru. Jalurnya tetap melipir bukit masih relatif datar dengan trek menanjak di beberapa spot lumayan mulai menguras tenaga.



Hari mulai menjelang magrib ketika kami tiba disini, hujan rintik mulai menghiasi langit. Rain coat,headlamp mulai dikenakan, sebelumnya kami beristirahat sembari ngemil mengisi energy yang mulai terkuras.

Perjalanan dari Pos 3 menuju Pos 4 pun dilanjutkan dengan jalan beriringan karena hari yang semakin gelap dan tanjakan demi tanjakan telah menanti dihadapanku, setelah dengan tekun berjalan melipiri bukit menapaki tanjakan sembari mengatur napas yang mulai ngos-ngosan sekitar 30 menit saya tiba di Pos 4.

View dari Pos 4 diambil ketika turun

Karena hari sudah malam maka pemandangan indah di Pos 4 ini tidak terlihat, disini kita berada tepat di atas Ranu Kumbolo jadi view-nya 360 sangat indah sekali ketika hari masih terang, ada bukit, danau,padang sabana, kepulan asap dari puncak jika hari cerah pun terlihat dari sini.
berhubung saat itu sekitar pukul 18.00 jadi yang terlihat hanya hitam di sekeliling :)

View dari Pos 4 diambil ketika turun

Selanjutnya dari Pos 4 kita akan turun menuju Ranu Kumbolo yang terletak di lembah dibawah Pos 4, turunannya lumayan curam apalagi gerimis sempat membasahi bumi dan trek yang kami lalui semakin licin. Dengan sisa-sisa tenaga akhirnya saya tiba sekitar pukul 19.00 malam itu di camp area Ranu Kumbolo 2400 Mdpl, syukurlah tenda sudah didirikan sejak tadi oleh porter yang sudah berjalan lebih dulu didepan, sekarang tinggal mengistirahatkan badan dan menyatukan diri dengan alam di gunung Semeru :)



Suhu di Ranu Kumbolo malam ini terasa tidak begitu dingin, namun tetap saja saya sulit untuk terlelap. Setelah pukul 04.00 pagi baru bisa mulai terlelap namun baru lelap sebentar sayup-sayup di luar tenda saya mendengar orang-orang yang mulai bangun menyambut matahari terbit yang muncul di dua bukit tepat di balik Ranu Kumbolo, hmm....rasanya masih ingin melanjutkan waktu tidur yang sangat singkat ini.


Jumat,16 Juni 2017

Ranu Kumbolo 2400 Mdpl - Oro oro Ombo-Cemoro Kandang-Kalimati 


Morning selfie hehehe








Pagi ini di Ranu Kumbolo yang sering disebut sebagai kampung para pendaki mulai hangat oleh sinar sang mentari. Kubuka tenda dan menyambut pagi itu dengan kedamaian. Tampak kabut tebal yang menutupi permukaan air danau perlahan-lahan mulai tersibak dan menguap seiring mentari yang mulai tinggi muncul dari kedua bukit di seberang danau.



Ranu Kumbolo yang terletak sekitar 2400 mdpl selain memiliki pemandangan yang luar biasa indah, di sisi lain tepat di tepian danau terdapat sebuah Prasasti yang memiliki nilai sejarah penting.

Sekitar abad ke 11, ada seorang raja dari Kerajaan Kadiri, bernama Prabu Kameswara. Beliau memerintah sekitar tahun 1180-1190-an, 
dengan bergelar Sri Maharaja Sri Kameswara Triwikramawatara Aniwariwirya Anindhita Digjaya Uttunggadewa.

Prabu Kameswara mendaki Semeru untuk bersemedi; mendekatkan diri pada Sang Hyang Pencipta alam semesta. Untuk menandai kedatangannya ke Semeru, Prabu Kameswara mengabadikannya ke dalam sebuah prasasti. Namanya Prasasti Ranu Kumbolo. Prasasti ini berada di tepian danaunya. Ada sebuah tulisan di batu prasasti tersebut, yaitu "Ling Deva Mpu Kameswara Tirthayatra."
Menurut sejarawan M.M. Sukarto Atmojo, tulisan yang berbahasa Jawa kuno tersebut, dapat diartikan bahwa ketika itu, Prabu Kameswara pernah melakukan kunjungan suci dengan mendaki Gunung Semeru. Angka tahun prasasti, masih menurut sang sejarawan, berkisar pada 1182 M.



Saya berkunjung di waktu yang tepat yaitu ketika bulan Ramadhan, Ranu Kumbolo yang biasanya sangat ramai di penghujung minggu apalagi hari libur panjang, hari itu terhitung sepi, hanya sekitar 15 tenda dan ini merupakan saat tepat untuk menyepi dan mengistirahatkan pikiran kita dari hiruk pikuk kehidupan, kembali menyatu dan selaras dalam keheningan alam semesta.
 Di Ranu Kumbolo juga terdapat shelter yang cukup luas, disitu juga ada bapak-bapak yang berjualan minuman hangat, gorengan, mie, sampai obat-obatan ringan juga tersedia koq.
Di belakang shelter sedang di bangun kantor pengawas Ranu Kumbolo/Semeru.
Agak ke atas tersedia toilet umum.
Mandi di danau tidak diperbolehkan karena akan mencemari sumber mata air satu-satunya di camp area Ranu kumbolo. 


Pagi itu setelah selesai hunting foto.... saatnya hunting kopi pagi sambil berjemur menghangatkan badan.
 setelah sarapan pagi dengan nasi goreng buatan chef kami yang luar biasa enak, kami pun mulai bersiap dan packing untuk melanjutkan perjalanan menuju Kalimati.

Sekitar 10.00 pagi itu setelah semuanya siap, dilanjutkan ritual foto-foto :D kami pun bersiap melanjutkan perjalanan, tantangan yang harus dilewati ketika meninggalkan Ranu kumbolo kita harus mendaki melalui Tanjakan Cinta yang penuh mitos ini hehehe.... 




katanya sih tidak boleh menengok ke belakang , wah kalau saya menengok ke belakang terus karena rasanya belum bisa move on dari keindahan ranu kumbolo, apalagi kalau dilihat dari atas indaaaah sekali.
Tanjakan cinta sebetulnya tidak terlalu terjal, hanya saja panjang dan lumayan menguras tenaga

Surganya gunung Semeru..bikin susah gak nengok ke belakang

Oro-Oro Ombo 2640 Mdpl






Jarak dari Ranu Kumbolo menuju Oro oro Ombo sekitar 1km bisa ditempuh sekitar 20 menit.

Padang oro oro ombo, dihiasi bunga "lavender" 
Sebenarnya bukan lavender tetapi Verbena brasiliensis ini berpeluang untuk menguasai habitat sekitar, sehingga menghancurkan spesies tanaman lain yang ada di TNBTS karena untuk dapat hidup bunga ini menyerap sangat banyak air, 


jadi nggak apa apa kalau mau dipetik untuk dibawa pulang, tentunya dengan cara yang benar yaitu dibungkus dengan plastik, karena benihnya mudah sekali tumbuh jika tidak dilakukan dengan cara yang benar dikhawatirkan malah akan berceceran dan tumbuh disekitar jalur pendakian yang kita lewati ☺

Oro oro ombo ini juga dihiasi bukit-bukit indah di sekelilingnya, 
wah...Semeru begitu sempurna.





Disini terdapat dua jalur yang bisa kita lewati untuk menuju ke Cemoro Kandang, Jika turun ke bawah lumayan curam tetapi kita bisa melewati hamparan "Lavender" sambil berfoto ria atau ingin menyentuhnya langsung? :)


Kalau lewat atas melipir pinggang bukit kita hanya dapat melihat padang "Lavender" dari atas. Saya memilih melewati hamparan "Lavender" saja, nanti ketika pulang...biasanya sudah lelah dan hasrat foto-foto otomatis menghilang mungkin lewat saya akan lewat jalur atas saja :)

Cemoro Kandang 2500 Mdpl

Jarak dari Oro-oro Ombo menuju Cemoro Kandang sekitar 1,5 km bisa ditempuh sekitar 25 menit, Jalurnya datar dan santai banget pokoknya, pemandangan bukit di sekelilingnya ( bukit-bukit ini yang harus kami susuri lagi untuk menuju ke Kalimati ) 

Cemoro Kandang adalah sebuah dataran yang luas dan teduh, biasanya terdapat warung (orang berjualan) semangka,gorengan,minuman dll. Cemoro kandang sekaligus menjadi pembatas hamparan padang rumput, karena disini vegetasi berubah menjadi hutan cemara yang teduh dan indah namun trek mulai kembali menanjak dan menanjak, pokoknya kalau sampai Cemoro kandang siapin amunisi, makan semangka yang banyak hehehe buat dikonversi jadi energi.


Jambangan 2600 Mdpl

.Jarak dari Cemoro Kandang menuju Jambangan sekitar 3 km bisa ditempuh sekitar 40 menit. Sepertinya di sini terdapat warung yang merupakan warung terakhir di jalur pendakian Mahameru, jenis produk yang dijual san harga tetap sama loh dari Pos 1 sampai Jambangan, semua serba Rp.2500 untuk sepotong semangka dan gorengan. Disini juga banyak kita temui pohon edelweiss,cantigi,padang rumput, juga pohon cemara, lengkap yah :)

dari Jambangan saya terpana....
tampak sang Mahameru berdiri tegak dengan gagahnya, benar-benar hanya bisa takjub saya melihatnya.


Mahameru penuh dengan sisi DUALITAS-nya 
-Begitu mengerikan tapi menggugah hati untuk menggapainya
-Begitu sangar namun begitu ramah
-Begitu menakutkan namun begitu mengayomi
-Begitu gelap namun begitu terang menyilaukan
Bagaikan kekuatan SangHyang Mahadewa
Bagaikan perwujudan dari alam semesta ini yang penuh dengan Dualitas
Tidak salah jika orang awam pun menjulukimu puncak abadi para Dewa.


Jauh di dalam hatiku ada ketakutan tapi di sisi lain ada keyakinan untuk dapat berada disana esok pagi
Semoga alam semesta merestui dan membantu perjalananku, bukan untuk menaklukkan puncakmu...
Tapi untuk bersujud sebagai pengabdian dan penyerahan diriku total kepada Sang Pencipta Alam semesta beserta seluruh isinya.


Kalimati 2700 Mdpl ( Area Camp Terakhir Sebelum Pendakian ke Puncak Mahameru)




Jarak dari Jambangan menuju Kalimati sekitar 2 km bisa ditempuh dalam waktu 30 menit.
Sebenarnya dari pihak TNBTS hanya mengijinkan batas akhir pendakian gunung Semeru sampai di Kalimati, jika kita nekad meneruskan pendakian ke puncak Mahameru, segala resiko siap ditanggung sendiri dan asuransi tidak berlaku.



Kalimati terdapat shelter dengan padang rumput yang sangat luas dibatasi oleh hutan cemara,
mampu menampung ratusan tenda. Ke arah barat sekitar 1 km terdapat sumber air namanya Sumber Mani. Jika kita berjalan-jalan ke arah utara dan menatap ke arah selatan tampak Sang Mahameru menjulang dengan gagahnya dan sesekali tampak semburan wedus gembel dari kawah jonggring saloka menyembur keatas. Jauh di arah timur nampak hutan cemara dan perbukitan disebaliknya adalah rangkaian jurang death zone yang sering disebut blank 75 tempat yang biasa menjadi tempat pendaki kecelakaan atau hilang setelah turun dari puncak.





Sekitar pukul 14.30 saya tiba di Kalimati, cuaca cerah dan tidak terlalu dingin, sore itu dihabiskan dengan melihat matahari terbenam, menatap Mahameru sambil berpikir mampukah aku kesana esok dini hari?


Bercakap-cakap dengan sesama pendaki selalu menjadi ritual yang mengasyikkan,
entahlah....di gunung siapapun anda, darimana asalnya dan latar belakangnya tidak menjadi perbedaan justru malah menambah keakraban, tidak ada istilah "orang asing" yang ada adalah sahabat yang belum berjumpa sebelumnya hehehe....mungkin jika berjumpa di kota tidak akan seperti ini. Selain alamnya...kehangatan sesama pendaki juga begitu menyenangkan.
Rencananya ingin cepat-cepat istirahat malam ini untuk memulihkan tenaga dan mempersiapkan fisik untuk summit attack jam 01.00 dini hari
tapi seperti biasa....tidur sore ( dibawah jam 12 malam ) terlalu susah bagiku :p

Sabtu, 17-Juni-2017

Mahameru -Kalimati-Ranu Kumbolo

Summit Attack Mahameru 3676 Mdpl

Pukul 12.00 saya dibangunkan oleh suara dari luar tenda, rupanya mas Mansyur (tim porter) yang menyiapkan "sarapan" pesanan saya, semalam saya minta tolong dibuatkan oatmeal banana 2 bungkus jadi satu mangkok masih diberi tambahan bubur kacang hijau jahe, kopi nescafe 2 sachet jadi satu cangkir hehehe pokoknya logistik benar-benar double dan harus siap karena trek ke puncak akan benar-benar menguras tenaga dan mental :)
Setelah sarapan saya pun mempersiapkan tas daypack yang berisi minuman 600ml x 2 botol, snack (madu,kurma,biscuit) sari kacang hijau, sari apel, jas hujan, rain coat.
Jaket sudah oke, gaiter wajib untuk menghindari pasir atau kerikil masuk ke sepatu, headlamp

Oiya....karena pengalaman saya yang kurang enak ketika summit gunung Rinjani, dimana selama hampir 2,5 jam saya berjalan di gelapnya malam terpisah dari rombongan dan berujung pada semangat saya yang sempat down, maka summit Mahameru kali ini saya tidak ingin hal seperti itu terjadi lagi, karena guide biasanya akan bertanggungjawab pada beberapa orang anggota team, maka saya minta porter saya (mas Mansyur) untuk khusus mendampingi saya sampai puncak dan kembali ke Kalimati, karena mungkin saya akan melambat dan tidak bisa menyamakan ritme dengan anggota tim yng lain ( rata-rata teman-teman mendaki barengan saya ini atlit marathon, trail run hehe) dari basecamp-kalimati selalu saya yang konsisten juara terakhir bersama sang swiper hahaha
saya yang sudah mulai uzur ini merasa agak minder dan mulai mengatur strategi demi kelancaran arus ke puncak tapi memang saya nggak begitu gas pol sih dari awal santai saja takut kolaps duluan karena pendakian Mahameru yang sebenarnya start mulai di Kalimati ini, so....save the best for the last kira-kira seperti itu :)


Akhirnya setelah semua anggota team siap, pada pukul 01.20 menit kami pun memulai pendakian menuju puncak Mahameru, trek menuju puncak langsung disajikan tanjakan demi tanjakan melewati hutan yang melingkari area kalimati yang akan terus mengiringi perjalanan kita menuju batas vegetasi. Tanjakan demi tanjakan terjal terus mengantarkan langkah kaki kami. Inilah trek menuju Mahameru yang sesungguhnya :)

Sekitar kurang dari sejam atau sekitar pukul 2.10 kami tiba di batas vegetasi (Kelik) disini langit mulai terlihat dengan jelas, tidak ada lagi pohon-pohon yang menghalangi pandangan keatas.
Langit Mahameru dini hari itu terlihat sangat mengagumkan, dihiasi jutaan bintang gemerlap berkilauan diatas sana, aku tidak bisa berkata apa-apa lagi untuk mengungkapkan kekaguman dan rasaa syukurku menyaksikan dan merasakan luar biasanya mahakarya Sang Pencipta.
di Kelik kami beristirahat sejenak sambil mengunyah coklat dan mempersiapkan diri menghadapi trek berpasir Mahameru yang sudah menunggu di depan kami.
Pukul 02.20 kami memulai pendakian melewati trek berpasir menuju puncak Mahameru. 


Top Mahameru volcano 3676 mAsl


It’s not the mountain we conquer, but ourselves.” ― Sir Edmund Hillary.-







Keluarlah menjelajah alam yang luas, maka anda akan menjelajah arti dari sebuah kehidupan.


Masihkah terbersit asa
Anak cucuku mencumbui pasirmu?
Mahameru berikan damainya
Didalam beku `Arcapada`
Mahameru sampaikan sejuk embun hati
Mahameru basahi jiwaku yang kering
Mahameru sadarkan angkuhnya manusia
Puncak abadi para dewa
-Dewa 19-



Setelah 3 jam 50 menit berjalan menapaki trek berpasir terjal,labil yang berkubik-kubik itu, menembus gelapnya dan dinginnya malam, diiringi jutaan bintang di langit yang membuat aku terkagum-kagum ( yang bikin aku tetap gembira walau nafas senin kamis, tidak terlalu kedinginan dan tidak berhenti bersyukur adalah menatap pada bintang2 yang mengiringi perjalananku ke puncak 

 Akhirnya sebelum sunrise....
alam semesta mengijinkanku bersujud memanjatkan syukur yang tak terkira di atap pulau Jawa, puncak gunung Mahameru 3676 Mdpl 
Bahagia,terharu,tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.
Terimakasih Tuhan, Engkau ulurkan tangan kasihMu melalui orang2 baik di sekitarku yang support aku sejak awal perjalanan hingga ke puncak, 
Betapa diberkatinya aku pagi itu diberi kesempatan menikmati matahari terbit di puncak abadi para Dewa, Puncak Mahameru



Mahameru volcano erupted
Gunung Semeru merupakan gunung berapi yang aktif. Tidak heran jika gunung ini sering mengeluarkan awan panas dari kawahnya yang kita kenal dengan nama Kawah Jonggring Saloka. Jika Anda mendaki Gunung Semeru jangan panik ketika wedus gembel atau awan panas muncul. Karena pergerakan awan panas tersebut tidak sampai ke Anda.
Meskipun demikian tetap ikuti peraturan dan tetap waspada. Taman Nasional Gunung Semeru sendiri sebenarnya hanya membatasi pendakian hanya sama Kalimati sebagai batas pendakian terakhir. Namun jika ada pendaki yang nekad atau memutuskan untuk ke puncak, maka dianjurkan untuk turun sebelum jam 10 pagi.
Hal ini dikarenakan untuk mengantisipasi adanya gas beracun yang ikut disemburkan saat wedus gembel terjadi yang tertiup angin ke arah puncak mahameru.
Selain itu jangan pernah sekalipun nekad mendekati kawah Jonggring Saloka saat Anda berada di puncak. Ada tanda pembatas yang menginformasikan hal ini dan mohon utamakan keselamatan Anda sendiri, jangan pernah mengabaikan segala himbauan atau larangan.



Mendaki adalah sebuah perjalanan spiritual, saat mendaki...kau akan mengenal dirimu sendiri dan Tuhan.


The deepest sea has a bottom, the highest mountain has a summit. .


Tepat pukul 06.00 pagi setelah puas menikmati suasana di tanah tertinggi pulau Jawa ( sebenarnya saya belum puas hanya saja teman saya sudah sangat kedinginan ) akhirnya dengan sedikit berat hati saya meninggalkan Puncak Mahameru untuk kembali ke camp Kalimati. Pukul 08.00 saya tiba kembali dengan selamat. Terimakasih Tuhan, Terimakasih Semesta :)

Hari ini setelah makan siang dan hari mulai teduh kami pun bongkar tenda dan pindah lokasi camp di Ranu Kumbolo, hari ini adalah acara bebas...Santayyy menikmati alam Ranu Kumbolo Surganya gunung Semeru sampai esok hari Minggu 18 Juni 2017 setelah sarapan pagi waktunya kami melakukan perjalanan turun kembali ke desa Ranupani. Sungguh perjalanan yang sangat melelahkan, menyenangkan, sebuah perjalanan fisik,mental,kekuatan pikiran semuanya dibutuhkan secara bersamaan.
Semoga tahun 2018 saya bisa kembali lagi kesini, Aku akan sangat merindukanmu wahai Mahameru <3
Sarapan pagi hari terakhir di Ranu Kumbolo, santayyy banget tanpa beban hahaha

Menikmati hidup

This is why i love camping
Oke fix....saya gagal move on dari sini


Keindahan Surga gunung Semeru
Study nature, love nature, stay close to nature.
It will never fail you