Senin, 05 Mei 2014

Monumen Dr Soetomo ; Jejak Pahlawan Nasional Indonesia dari Nganjuk

Monumen Dr Soetomo - Nganjuk


  Patung dr. Soetomo yang terletak didesa Ngepeh, Kec. Loceret (± 7 Km dari Pusat Kota Kabupaten Nganjuk). Ditempat ini dr. Soetomo dipatungkan dalam posisi duduk di kursi, tangannya diletakkan diatas buku terbuka yang menggambarkan beliau seorang cendikiawan yang sedang menekuni dan memperdalam ilmu pengetahuan, di Jawa Timur merupakan patung yang ketiga, diresmian Menteri Penerangan RI (H. Harmoko) 6 Mei 1986.  
Dua patung dr. Soetomo yang lainnya ada kota di pahlawan Surabaya. Dua patung yang terdapat di Surabaya yaitu didepan Rumah Sakit Dr. Soetomo, berupa patung perunggu separo badan dan satunya didepan Gedung Nasional Indonesia berupa patung dari batu dalam posisi berdiri penuh.
 

 Monumen dr. Soetomo berdiri diatas tanah seluas 3 – 4 ha, bangunan yang terdapat dikompleks ini adalah :
  1. Patung dr. Soetomo menghadap keselatan dalam posisi duduk dan sedang membuka buku, terbuat dari semen tinggi keseluruhan lebih 4 Meter, 


Dibawah patung terdapat kata-kata bijak dari dr. Soetomo yang penuh nilai perjuangan. 

“Di Indonesia tempat kita, Disana tempat berjuang kita, Disana harus ditunjukkan keberanian. keperwiraan dan kesatriaan kita, Terutama sekali kecintaan kita pada nusa dan bangsa. Marilah kita bekerja disana. Ditanah tumpah darah kita”.



2. Pendopo Induk dengan bangunan berbentuk joglo tanpa dinding berukuran 20 x 20 m, melatar belakangi Patung Utama dr. Soetomo. Bangunannya ini pada hari-hari tertentu dimanfaatkan untuk pertemuan-pertemuan organasasi kepemudaan kegiatan lain. Juga sebagai  tempat rekreasi bagi para pelajar.

Pendopo yang luas di areal Monumen Dr Soetomo


3. Pringgitan jumlahnya ada 2 buah bangunan, masing-masing berukuran 6 x 12 m. Terletak agak kebelakang samping kanan dan samping kiri bangunan Induk.
Pringgitan disebelah timur terbuka (tanpa dinding),

Pringgitan Timur


Pringgitan sebelah barat menghadap ke selatan membujur timur barat dipergunakan sebagai museum benda peninggalan dr. Soetomo (dirintis Prof.dr.Moh. Ilias, Kepala UDF Penyakit Kulit dan Kelamin RSUD dr. Soetomo Surabaya). Dari pintu selatan nampak foto  dr. Soetomo berukuran besar terletak diatas buffet, kanan kirinya terletak buku-buku yang berukuran tebal.

Pringgitan Barat


Diruangan bagian timur terdapat peralatan praktik  kedokteran penyakit kulit dan penyakit kelamin. Diantaranya:
  1. Trigator, yaitu alat untuk membilas saluran kemih penderita infeksi (1930).
  2. Alat pengobatan listrik untuk penyembuhan penyakit kulit.
  3. Meja (tempat pemeriksa) untuk pasien wanita.
  4. Peralatan medis.
  5. Meja kursi untuk menerima pasien.
  6. Almari untuk menyimpan obat-obatan.
Sebelah barat terdapat foto-foto kenangan dari dr. Soetomo serta foto-foto kegiatan lain yang dimuat dalam majalah dan surat kabar. Didinding barat diatas rak foto tergantung riwayat hidup singkat dr. Soetomo, sebagai berikut :





Masa Kanak-kanak :
  1. Soetomo dilahirkan di desa Ngepeh, Kab. Nganjuk pada tanggal 30 Juli 1888.
  2. Ayahnya bernama R. Soewadji yang berkedudukan sebagai Wedana di Maospati, Madiun.
  3. Masa kecil sampai umur 7 tahun Soetomo diasuh nenek dan kakeknya.
  4. Pada umur 8 tahun dimasukkan sekolah desa di Bangil bersama pamannya Ardjodipuro.
Masa Muda :
  1. 30 Januari 1903, Soetomo diusia 15 tahun bersama 13 orang temannya masuk sekolah dokter (Stovia) di Jakarta.
  2. Tahun 1907, terpengaruh Dr. Wahidin Sudirohusodo untuk memajukan kesejahteraan rakyat Indonesia.
  3. Dr. Douwes Dekker (Setyobudi), seorang peranakan Belanda, mendorong Soetomo menjadi salah satu tokoh pergerakan nasional.
Mendirikan Boedi Oetomo.
  1. 20 Mei 1908 Soetomo bersama kawannya mendirikan Boedi Oetomo dan Soetomo diangkat menjadi ketua, yang selanjutnya dijadikan hari Kebangkitan Nasional.
  2. Boedi Oetomo berkembang dikota-kota besar di Jawa, seperti Bogor, Bandung, Magelang dan Yogjakarta.
  3. 3 – 5 Oktober 1908, Boedi Oetomo mengadakan Konggres I di Yogjakarta.
  4. Pada akhir tahun 1909 telah mempunyai cabang dengan 10.000 orang anggota.
Masa Dewasa :
  1. Tahun 1911, Soetomo selesai sekolah dokter (Stovia) dinas pertama kali di Semarang, kemudian di Tuban, Magelang, Baturaja dan Blora.
  2. dr. Soetomo menikah dengan Suster E. Burning, seorang Belanda.
  3. Tahun 1919, dr. Soetomo tugas belajar di University Amsterdam.
  4. Di Negeri Belanda dr. Soetomo aktif dalam Perhimpunan Indonesia dan menjadi ketuanya serta mengikuti Pergerakan Kebangsaan Indonesia. 
Kembali ke Indonesia.
  1. Tahun 1923, dr. Soetomo pulang ke Indonesia bertugas sebagai dokter.
  2. Selain bertugas sebagai dokter, beliau tetap aktif dalam pergerakan nasional.
  3. Tahun 1934, isteri dr. Soetomo meninggal dunia di Surabaya. Akibatnya dr. Soetomo kehilangan pendorong utama dalam memimpin pergerakan kebangsaan Indonesia.
Mendirikan PBI.
  1. 11 Juli 1924, dr. Soetomo mendirikan Pandu Bangsa Indonesia (Indonesische Studie Club).
  2. PBI selanjutnya mendirikan PPPKI bersama golongan politik lainnya.
  3. 16 Oktober 1930, PBI yang diketahui dr. Soetomo dijadikan partai politik yang memperjuangkan kemerdekaan RI.
Mendirikan Parindra.
  1. Tahun 1935, diadakan fusi antara PBI dengan Boedi Oetomo yang ketuanya tetap dr. Soetomo dibentuk Parindra.
  2. Pada Maret 1936 dr. Soetomo berkunjung keluar negeri, antara lain : Jepang, India, Mesir, Inggris, Belanda, Turki, Palestina dan Semenanjung Malaka, untuk mengadakan studi banding dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
  3. 15 Mei 1937, Parindra mengadakan Kongres dan Dr. Soetomo ditunjuk sebagai ketuanya.
  4. 30 Mei 1938 dr. Soetomo wafat di Surabaya setelah berjuang dari tahun 1908 – 1938. Beliau dimakamkan di halaman Gedung Nasional di Surabaya. 
Nganjuk Dan Sejarahnya, th. 1992, hlm. 180-187



Hamparan rumput yang menghijau di kawasan Monumen Dr Soetomo
Setelah sebelumnya kami mengunjungi Candi Ngetos selanjutnya kami  mengarahkan tujuan ke Monumen Dr Soetomo yang kebetulan terletak pada jalur utama perjalanan, kemudian kini saatnya kami melanjutkan perjalanan menuju Candi Lor yang terletak tidak terlalu jauh dari kawasan sejarah ini :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar