Museum Purba Sangiran |
Sragen merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Timur. Dengan demikian, Kabupaten Sragen adalah pintu gerbang memasuki Jawa Tengah dari arah timur. Kabupaten Sragen juga sering disebut sebagai “Tlatah Sukowati” yang mempunyai wilayah seluas 941,55 KM 2 ,
dengan topografi sebagai berikut: di tengah-tengah wilayah mengalir Sungai Bengawan Solo yang merupakan sungai terpanjang di Pulau Jawa; daerah sebelah selatan merupakan bagian dari lereng Gunung Lawu; sebelah utara merupakan bagian dari Pegunungan Kendeng; dan sebelah barat merupakan kawasan yang sangat terkenal dengan sebutan “Kubah Sangiran”.
Salah satu objek wisata menarik di Kabupaten Sragen adalah Museum Sangiran yang berada di dalam kawasan Kubah Sangiran. Kubah tersebut terletak di Depresi Solo, di kaki Gunung Lawu (kurang lebih 17 km dari Kota Solo).
Terletak di desa Krikilan,Kec. Kalijambe ( + 40 km dari Sragen atau + 17 km dari Solo) Sangiran Dome menyimpan puluhan ribu fosil dari jaan pleistocen ( + 2 juta tahun lalu). Fosil-fosil purba ini merupakan 65 % fosil hominid purba di Indonesia dan 50 % di seluruh dunia. Hingga saat ini telah ditemukan lebih dari 13.685 fosil 2.931 fosil ada di Museum, sisanya disimpan di gudang penyimpanan.
Sebagai World Heritage List (Warisan Budaya Dunia).
Kehadiran Sangiran merupakan contoh gambaran kehidupan
manusia masa lampau karena situs ini merupakan situs fosil manusia purba
paling lengkap di Jawa. Luasnya mencapai 56 km2 yang
meliputi tiga kecamatan di Kabupaten Sragen, yaitu Kecamatan Gemolong,
Kalijambe, dan Plupuh, serta satu kecamatan di Kabupaten Karanganyar,
yaitu Kecamatan Gondangrejo.
Museum ini memiliki
fasilitas-fasilitas diantaranya : ruang pameran (fosil manusia, binatang
purba), laboratorium, gudang fosil, ruang slide dan kios-kios souvenir
khas Sangiran.
Keistimewaan Sangiran, berdasarkan penelitian para ahli Geologi dulu pada masa purba merupakan hamparan lautan. Akibat proses geologi dan akibat bencana alam letusan Gunung Lawu, Gunung Merapi, dan Gunung Merbabu, Sangiran menjadi Daratan. Hal tersebut dibuktikan dengan lapisan-lapisan tanah pembentuk wilayah Sangiran yang sangat berbeda dengan lapisan tanah di tempat lain. Tiap-tiap lapisan tanah tersebut ditemukan fosil-fosil menurut jenis dan jamannya. Misalnya, Fosil Binatang Laut banyak diketemukan di Lapisan tanah paling bawah, yang dulu merupakan lautan.
Sangiran merupakan situs terpenting untuk perkembangan berbagai bidang ilmu pengetahuan terutama untuk penelitian di bidang antropologi, arkeologi, biologi, paleoantropologi, geologi, dan tentu saja untuk bidang kepariwisataan. Keberadaan Situs Sangiran sangat bermanfaat untuk mempelajari kehidupan manusia prasejarah karena situs ini dilengkapi dengan fosil manusia purba, hasil-hasil budaya manusia purba, fosil flora dan fauna purba beserta gambaran stratigrafinya.
4. Batuan, antara lain rijang, kalsedon, batu meteor, dan diatom.
Kios Souvenir |
Keistimewaan Sangiran, berdasarkan penelitian para ahli Geologi dulu pada masa purba merupakan hamparan lautan. Akibat proses geologi dan akibat bencana alam letusan Gunung Lawu, Gunung Merapi, dan Gunung Merbabu, Sangiran menjadi Daratan. Hal tersebut dibuktikan dengan lapisan-lapisan tanah pembentuk wilayah Sangiran yang sangat berbeda dengan lapisan tanah di tempat lain. Tiap-tiap lapisan tanah tersebut ditemukan fosil-fosil menurut jenis dan jamannya. Misalnya, Fosil Binatang Laut banyak diketemukan di Lapisan tanah paling bawah, yang dulu merupakan lautan.
Lapisan tanah yang merupakan lapisan lahar Gunung Lawu Purba |
Sangiran merupakan situs terpenting untuk perkembangan berbagai bidang ilmu pengetahuan terutama untuk penelitian di bidang antropologi, arkeologi, biologi, paleoantropologi, geologi, dan tentu saja untuk bidang kepariwisataan. Keberadaan Situs Sangiran sangat bermanfaat untuk mempelajari kehidupan manusia prasejarah karena situs ini dilengkapi dengan fosil manusia purba, hasil-hasil budaya manusia purba, fosil flora dan fauna purba beserta gambaran stratigrafinya.
MINIATUR HMS BEAGLE (KAPAL DARWIN) |
Sangiran dilewati oleh sungai yang sangat indah, yaitu
Kali Cemoro yang bermuara di Bengawan Solo. Daerah inilah yang mengalami
erosi tanah sehingga lapisan tanah yang terbentuk tampak jelas berbeda
antara lapisan tanah yang satu dengan lapisan tanah yang lain. Dalam
lapisan-lapisan tanah inilah yang hingga sekarang banyak ditemukan
fosil-fosil manusia maupun binatang purba.
Beberapa fosil manusia purba disimpan di Museum Geologi,
Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi, Yogyakarta. Dilihat dari
hasil temuannya, Situs Sangiran merupakan situs prasejarah yang memiliki
peran yang sangat penting dalam memahami proses evolusi manusia dan
merupakan situs purbakala yang paling lengkap di Asia bahkan di dunia.
3. Fosil binatang laut dan air tawar, antara lain Crocodillus sp (buaya), ikan dan kepiting, gigi ikan hiu, Hippopotamus sp (kuda nil), Moluska (kelas Pelecypoda dan Gastropoda), Chelonia sp (kura-kura),
dan foraminifera.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar