Minggu, 23 Maret 2014

Candi Jajaghu ; Keagungan Peninggalan Kerajaan Singhasari


Candi Jago
Hai Kawan-kawan  Pencinta Candi dan peninggalan sejarah dan cagarbudaya, 
jika sebelumnya kita sudah jalan-jalan mengunjungi dan melihat sisa kebesaran kerajaan Singhasari dengan mengunjungi Candi Singhasari
sekarang saya ingin mengajak anda untuk melanjutkan perjalanan mengunjungi Candi Jago yang terletak di Dusun Jago, Desa Tumpang, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, 
tepatnya 22 km ke arah timur kota Malang, pada koordinat 8°0′20,81″LU 112°45′50,82″BT.

Candi ini sering juga disebut Candi Tumpang, penduduk setempat juga menyebutnya candi Cungkup karena bentuknya yang seperti cungkup. Candi ini cukup unik, karena bagian atasnya hanya tersisa sebagian dan menurut cerita setempat karena tersambar petir. Relief-relief Kunjarakarna dan Pancatantra dapat ditemui di candi ini. Dengan keseluruhan bangunan candi ini tersusun atas bahan batu andesit.


Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, pembangunan candi Jago berlangsung sejak tahun 1268-1280 M pada masa Kerajaan Singhasari. Candi ini dibangun atas perintah Raja Kertanegara untuk menghormati ayahandanya, Raja Wisnuwardhana, Raja ke-IV Singhasari yang mangkat tahun 1928 M.
Bahkan Prabu Hayam Wuruk, Raja terkenal dari Majapahit selama tahun 1359 M,
 sering mengunjungi candi ini.

Berdasarkan Prasasti Majuri (1343 M) disebutkan bahwa Candi Jago telah mengalami pemugaran pada tahun 1343 M atas perintah Raja Adityawarman dari Melayu yang masih memiliki hubungan darah dengan Raja hayam Wuruk.
Adityawarman mendirikan candi tambahan dan menempatkan arca Manjusri, 
Sekarang Arca ini tersimpan di Museum Nasional dengan nomor inventaris D. 214.


Tampak Depan Candi Induk
 Candi jago mempunyai 1 candi induk yang menghadap ke barat . Candi ini berbentuk punden berundak, yang terdiri atas kaki,tubuh dan atap candi.
Candi tersebut berdiri diatas kaki candi setinggi  sekitar 1m, dan kaki candi terdiri atas 3 teras bertingkat,
makin keatas semakin mengecil sehingga pada lantai pertama dan kedua, 
terdapat selasar yang dapat dilewati untuk mengelilingi candi.


Selasar candi juga memudahkan petugas Dinas purbakala dalam melakukan perawatan rutinnya :)

Pada keseluruhan dinding, terdapat panel-panel relief yang terpahat rapi, mulai dari kaki sampai ke dinding ruangan teratas. Hampir tidak ada terdapat bidang yang kosong, karena semua terisi dengan aneka ragam hiasan dalam jalinan cerita-cerita yang mengandung unsur pelepasan kepergian (wafatnya Wisnuwardhana)

 Relief pada kaki candi berupa cerita "Kunjakarna". Cerita ini bersifat eduktif dalam kepercayaan Budha, antara lain dikisahkan tentang raksasa Kunjakarna yang ingin menjelma menjadi manusia. Ia menghadap Wairocana dan menyampaikan maksudnya. 
Setelah diberi nasehat dan patuh pada ajaran Budha, akhirnya keinginan raksasa itu terkabul.
 

Pada tubuh candi terdapat banyak relief dengan corak Agama Hindu, seperti relief peperangan antara Krisna dengan Kalayawana. Ada juga relief dengan cerita Arjunawiwaha, yang meriwayatkan perkawinan antara Arjuna dengan Dewi Suprabha sebagai hadiah dari Bhatara Guru setelah Arjuna mengalahkan raksasaNiwatakawaca. Atap candi sudah hilang, 
sehingga tinggi bangunan aslinya tidak dapat diketahui dengan pasti.







Ditengah pelataran terdapat batu besar yang dipahat menyerupai bentuk tatakan arca raksasa, sedangkan di puncaknya terdapat pahatan bunga padma yang menjulur dari bonggolnya. Di halaman candi ini juga terdapat arca Amoghapasa berlengan delapan 
yang dilatarbelakangi singgasana berbentuk kepala raksasa yang saling membelakangi,
Tetap kepala arca tersebut telah hilang dan lengannya telah patah. 
Di selatannya, terdapat arca kepala raksasa.

Jago berasal kata jajaghu yang artinya adalah keagungan (istilah yang digunakan untk menyebut tempat suci)

Melihat dari relief-reliefnya yang mengandung ajaran Hindu dan Budha. Hal ini berkaitan erat dengan wafatnya Sri Jaya Wisnuwardhana. Sesuai dengan agama yang dianut yaitu Siwa Budha (Peleburan antara Agama Hindu dan Budha).


Baiklah Kawan...setelah kami puas berkeliling, mengelus-elus batuan dan relief di Candi Jago dan tak lupa bernarsis ria , kita akan melanjutkan perjalanan menuju ke Candi Kidal yang juga terletak di Malang, Go.....!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar