Rabu, 12 Maret 2014

Candi Singhasari- Menelusuri Jejak Peninggalan Kerajaan Singhasari di Malang

Candi Singhasari Malang

 Candi Singhasari merupakan candi bercorak Hindu, sekitar 10 km dari kota Malang. Candi ini terletak pada lembah di antara Pegunungan Tengger dan Gunung Arjuna di ketinggian 512 Meter di Atas Permukaan Laut. Tepatnya di desa Candirenggo,Kecamatan Singasari, Malang.
Candi ini juga dikenal dengan Candi Menara,
nama yang menunjukkan bahwa Candi Singhasari merupakan candi tertinggi pada masanya.

Candi Singhasari ditemukan pada awal tahun 1900-an dalam keadaan sudah rusak
 terutama bagian puncak atap menaranya
Pemugaran candi dilakukan pada tahun 1934 dan selesai sampai tahun 1936,
sehingga berbentuk seperti sekarang.

Candi Singhasari dikenal juga dengan sebutan Candi Menara karena bentuk atapnya yang menjulang tinggi


Sejarah Kerajaan Singosari / Singhasari ( 1222 M - 1293 M )
Adalah sebuah Kerajaan di Jawa Timur yang didirikan oleh Ken Arok pada tahun 1222. Lokasi Kerajaan ini sekarang diperkirakan berada di daerah Singosari, Kabupaten Malang. Dan merupakan cikal bakal berdirinya Kerajaan Majapahit ( 1293 M - awal abad ke 6 M ). Nama resmi Kerajaan Singosari sendiri sesungguhnya ialah Kerajaan Tumapel. Menurut Kitab Nagarakretagama, ketika pertama kali didirikan tahun 1222, ibu kota Kerajaan Tumapel bernama Kutaraja. Seperti yang tertulis pula pada Prasasti Kudadu.

Menurut Kitab Pararaton, Tumapel semula hanya sebuah daerah bawahan Kerajaan Kadiri / Kediri. Yang menjabat sebagai akuwu (setara jabatan Camat jaman sekarang) Tumapel saat itu adalah Tunggul Ametung. Ia mati dibunuh dengan cara tipu muslihat oleh pengawalnya sendiri yang bernama Ken Arok, yang kemudian menjadi akuwu baru. Ken Arok juga yang mengawini istri Tunggul Ametung yang bernama Ken Dedes. Ken Arok kemudian berniat melepaskan Tumapel dari kekuasaan Kerajaan Kediri.

Pada tahun 1222 terjadi perseteruan antara Kertajaya (Raja Kediri) melawan kaum brahmana. Para brahmana lalu menggabungkan diri dengan Ken Arok yang mengangkat dirinya menjadi Raja pertama Tumapel bergelar Sri Rajasa Sang Amurwabhumi. Perang melawan Kerajaan Kediri meletus di desa Ganter yang dimenangkan oleh pihak Tumapel di bawah pimpinan Ken Arok.

Urutan raja-raja Singosari dalam Kitab Pararaton adalah:
  • Ken Arok alias Rajasa Sang Amurwabhumi (1222 - 1247)
  • Anusapati (1247 - 1249)
  • Tohjaya (1249 - 1250)
  • Ranggawuni alias Wisnuwardhana (1250 - 1272)
  • Kertanagara (1272 - 1292)
Kisah suksesi atau peralihan kekuasaan raja-raja Kerajaan Singosari dijelaskan dalam Kitab Pararaton, selalu diwarnai pertumpahan darah yang dilatari balas dendam. Ken Arok mati dibunuh Anusapati (anak tirinya). Anusapati mati dibunuh Tohjaya (anak Ken Arok dari selir). Tohjaya mati akibat pemberontakan Ranggawuni (anak Anusapati). Hanya Ranggawuni yang digantikan Kertanagara (putranya) secara damai.

Kertanagara adalah raja terakhir dan Raja terbesar dalam sejarah Kerajaan Singosari (1268 - 1292). Ia adalah raja pertama yang mengalihkan wawasannya ke luar Jawa. Pada tahun 1275 ia mengirim pasukan Ekspedisi Pamalayu untuk menjadikan Sumatra sebagai benteng pertahanan dalam menghadapi ekspansi bangsa Mongol. Saat itu penguasa Sumatra adalah Kerajaan Dharmasraya (kelanjutan dari Kerajaan Malayu). Kerajaan ini akhirnya dianggap telah ditundukkan, dengan dikirimkannya bukti arca Amoghapasa yang dari Kerajaan Singosari, sebagai tanda persahabatan kedua negara.
Pada tahun 1284, Kertanagara juga mengadakan ekspedisi menaklukkan Bali. Pada tahun 1289 Kaisar Kubilai Khan mengirim utusan ke Kerajaan Singosari meminta agar Jawa mengakui kedaulatan Mongol. Namun permintaan itu ditolak tegas oleh Kertanagara. Kitab Nagarakretagama menyebutkan daerah-daerah bawahan Kerajaan Singosari di luar Jawa pada masa Raja Kertanagara antara lain, Melayu, Bali, Pahang, Gurun, dan Bakulapura.

Kerajaan Singosari yang sibuk mengirimkan angkatan perangnya ke luar Jawa akhirnya mengalami keropos di bagian dalam. Pada tahun 1292 terjadi pemberontakan Jayakatwang (Bupati Gelang-Gelang), yang merupakan sepupu, sekaligus ipar, sekaligus besan dari Raja Kertanagara sendiri. Dalam serangan itu Raja Kertanagara mati terbunuh Sedangkan Raden Wijaya cucu Narasingamurti yang menjadi menantu Raja Kertanagara, lolos dari maut. Berkat bantuan Aria Wiraraja (penentang politik Kertanagara), ia kemudian diampuni oleh Jayakatwang dan diberi hak mendirikan desa Majapahit.. Setelah runtuhnya Kerajaan Singosari, Jayakatwang menjadi raja dan membangun ibu kota baru di Kediri. Riwayat Kerajaan Tumapel-Singosari pun berakhir.
Pada tahun 1293 datang pasukan Mongol yang dipimpin Ike Mese untuk menaklukkan Jawa. Mereka dimanfaatkan Raden Wijaya untuk mengalahkan Raja Jayakatwang di Kediri. Setelah Raja Jayakatwang terbunuh, Raden Wijaya dengan siasat cerdik ganti mengusir tentara Mongol keluar dari tanah Jawa.

Raden Wijaya kemudian mendirikan Kerajaan Majapahit sebagai kelanjutan Kerajaan Singosari, dan menyatakan dirinya sebagai anggota Wangsa Rajasa, yaitu dinasti yang didirikan oleh Ken Arok.


Candi Singhasari Malang

 Berdasarkan kitab Negarakertagama, pupuh dan prasasti Gajah Mada (1351 M) yang terdapat di halaman kompleks candi, candi Singhasari merupakan tempat pendharmaan Raja Kertanegara,
yaitu raja terakhir Kerajaan Singhasari yang wafat pada tahun 1292 M, akibat penyerangan Jayakatwang.
Pembuatan candi ini bersamaan dengan waktu diadakan upacara Sraddha
( upacara untuk memperingati 12 tahun sesudah Raja Kertanegara wafat ) atau tahun 1304 M,
 masa pemerintahan Raden Wijaya
( menantu Kertanegara yang merupakan pendiri Majapahit atau Raja Majapahit I )

Awalnya Candi Singhasari terdiri atas 1 candi induk dan 5 bangunan suci lain. Tetapi, 5 bangunan suci tersebut kini sudah tinggal pondasinya saja dan arca-arca yang ditemukan di sekeliling candi induk.

Candi induk ini menghadap ke barat dan terdiri atas kaki, tubuh dan atap candi.
Ciri-cirinya ialah mempunyai kaki yang tinggi, tubuh yang ramping dan atap yang berbentuk limas.
Kaki candi mempunyai tinggi 2 meter, dan dilengkapi dengan selasar.
Pada kaki candi, terdapat sebuah bilik berisi sebuah yoni,
sedangkan di bilik-bilik lain pada kaki candi berisi arca Durga,Ganesha dan Shiwa.
Kecuali arca Shiwa, arca-arca lain sudah tidak ada di tempatnya. Di bilik tengah ini, terdapat sebuah saluran di bawah lantai bilik. Mungkin dahulu, dipergunakan untuk mengalirkan air pembasuh lingga yoni ke suatu pancuran (sekarang bekasnya masih terlihat jelas)

Candi Singhasari Malang

 Tubuh candi ini tidak memiliki bilik karena terdapat di dalam kaki candi. Di dinding bagian luar tubuh candi, di buat relung-relung yang semuanya kosong.
Terdapat tangga menuju pintu masuk ke ruang tubuh candi yang tanpa bingkai. Sedangkan di atas ambang pintu terdapat pahatan kepala kala yang juga sangat sederhana pahatannya.
Adanya beberapa pahatan dan relief yang sangat sederhana menimbulkan dugaan bahwa pembangunan Candi Singhasari belum sepenuhnya terselesaikan.
Relung-relung kosong di bagian luar tubuh candi

Arca Resi Agastya di sebuah bilik candi

 Pada atap candi, terdapat pahatan hiasan halus, sedangkan bagian bawah masih polos. Puncak atap berbentuk meru bersusun, makin keatas semakin mengecil. Sebagian puncak atap terlihat sudah runtuh.

Di sekitar halaman candi banyak terdapat arca yang berasal dari 5 bagunan suci yang kini tinggal reruntuhannya saja, diantaranya arca Shiwa dalam berbagai posisi dan ukuran, Durga dan Lembu Nandi.
Sekitar 300 meter ke arah barat dari Candi Singhasari, terdapat 2 arca Dwarapala,
raksasa penjaga gerbang dalam ukuran yang sangat besar.
Sedangkan, di belakang arca, terdapat reruntuhan bangunan batu yang tampak seperti tembok.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar