Berikut ini saya mencoba mengulas tentang Hipotermia. HIPOTERMIA
sebuah keadaan yang sangat berbahaya bagi pendaki ketika berada di
gunung. Dimana hampir 70% korban meninggal dunia di gunung yang
ditemukan disebabkan oleh hipotermia.
Mari simak selengkapnya :
Hipotermia adalah suatu kondisi dimana mekanisme tubuh untuk pengaturan
suhu kesulitan mengatasi tekanan suhu dingin. Hipotermia juga dapat
didefinisikan sebagai suhu bagian dalam tubuh di bawah 35°C.
(wikipedia).
Hipotermia adalah keadaan seseorang dimana kehilangan panas
tubuh secara drastis.
Bagaimana tubuh menjaga panas untuk mencapai suhu
normal.? Jawabannya melalui pencernaan makanan. Karena pencernaan
makanan adalah unsur utama yang menghasilkan panas. Melalui pencernaan
makanan tersebut akan menghasilkan kalori yang dapat diubah menjadi
tenaga.
Seseorang memerlukan 2.000 kalori setiap hari untuk menghasilkan
tenaga yang cukup. Bagi pendaki gunung, kalori yang dibutuhkan ketika
menjalankan kegiatannya harus lebih, yaitu sekitar 5.000 kalori.
Aktifitas fisik yang berat dan biasanya dilakukan dalam tempo yang lama,
menyebabkan pendaki gunung memerlukan sumber energi itu dalam jumlah
yang jauh lebih besar dari pada kebutuhan sehari-hari.
Panas tubuh juga dapat
dijaga dengan bantuan dari luar tubuh itu sendiri. Ini dapat diperoleh
dengan memasukan makanan dan minuman panas, sinar matahari, api, atau
panas tubuh dari orang lain.
Cara lain adalah melalui aktifitas otot,
yaitu dengan gerakan tubuh mengigil. Menggigil, gerak yang terjadi tanpa
dikehendaki, sebenarnya adalah usaha tubuh untuk menghasilkan panas.
Sebaiknya melakukan gerak - gerak atau lari - lari kecil untuk
mendapatkan panas tubuh kembali.
Lalu, bagaimana tubuh bisa kehilangan
panas?
Setiap kali bernafas kita mengeluarkan udara panas, dan ini
berarti hilangnya panas dari tubuh. Tentu hal tersebut tak dapat
dihindari, kecuali kalau kita berhenti bernafas.
Penguapan keringat dari
kulit dan paru - paru merupakan penyumbang terbesar dari hilangnya
panas tubuh. Kendati ini tidak bisa dihindarkan, jumlah penguapan itu
bisa dikendalikan dengan menggunakan pakaian yang tidak menyerap air
tetapi bisa "bernapas" (uap air masih dapat keluar).
Panas tubuh dapat
hilang sebagai akibat konduksi, misalnya karena kehujanan. Seseorang
yang kebasahan akan menyebabkan sejumlah besar panas tubuh hilang dengan
cepat. Suhu air dibawah 5°C bisa mengakibatkan kematian bagi seseorang,
karena temperatur tubuh pada tingkat itu tidak dapat dipertahankan
lagi.
Panas tubuh juga dapat hilang melalui bagian- bagian tubuh
yang tidak tertutup oleh pakaian, terutama kepala, leher, dan tangan.
Dengan sinar matahari (radiasi), tubuh secara terus - menerus memanasi
selapisan tipis udara di atas kulit. Tubuh akan tetap panas kalau
lapisan tipis udara panas itu dapat dipertahankan. Angin dan aliran
udara atau keadaan malam hari yang dapat membawa lapisan panas tersebut,
sehingga tubuh menjadi dingin.
Fungsi utama pakaian adalah untuk
menjaga udara di atas lapisan kulit ini. Suhu udara dan angin yang
bertiup kencang akan menyebabkan Hipotermia terjadi bahkan berujung
kematian. Untuk itu bagi para pendaki gunung, bawalah pakaian hangat
agak lebih. Jangan lupa pula membawa kantung tidur (Sleeping Bag) yang
sangat berguna sekali digunakan saat para pendaki istirahat atau tidak
ada kegiatan sama sekali.
Sebab jika kita mendaki dan sedang tidak
berkegiatan, kemungkinan untuk terserang dingin lebih besar.
Lalu
bagaimana cara menanggulangi korban yang terserang Hipotermia?
Menjadi pertanyaan sekarang kalau seandainya korban ditemukan masih
hidup, tetapi dalam keadaan Hipotermia, apakah kita sudah mengetahui
cara menanggulanginya.?
Ini pantas dipertanyakan karena pernah ada
kasus di mana korban ditemukan masih hidup tetapi dalam keadaan
Hipotermia, lalu meninggal dunia justru ketika sedang diselamatkan.
-Mula - mula gantilah baju si penderita yang basah dengan yang kering.
Hindarkanlah si penderita dari hembusan angin, misalnya dengan
mendirikan tenda atau bivak yang baik dan ditempat yang aman.
-Jangan
biarkan si penderita terbaring langsung di tanah. Berikan alas yang
hangat, supaya dingin dari tanah tidak mempengaruhinya.
-Berikanlah
minuman yang hangat dan manis. Lalu bantulah si penderita untuk
menghangatkan tubuhnya sendiri.
-Masukkan si penderita ke dalam kantung
tidur (sleeping bag) yang telah dihangatkan dengan ditiduri terlebih
dahulu oleh orang lain yang masih sehat. Memasukan si penderita
Hipotermia ke dalam kantung tidur yang dingin tidak akan menghasilkan
apa - apa karena tubuhnya sudah tidak mampu menghangatkan tubuhnya
sendiri. Kalau kantung tidur cukup untuk 2 orang, sebaiknya seseorang
yang masih sehat masuk bersama si penderita untuk membantu si penderita
memanaskan tubuhnya. "Keduanya harus dalam keadaan telanjang", (tidak
semua pendaki dapat melakukan ini karena butuh pelatihan khusus) karena
kontak langsung dari kulit ke kulit akan cepat menghangatkan si
penderita. Kalau memungkinan, lebih baik 2 orang yang sehat mengapit si
penderita ditengahnya agar maksimal membantu menghangatkan si penderita.
-Kemudian meletakan botol penuh dengan air hangat (bukan panas) ke dalam
kantung tidur akan membantu. Terutama letakan botoh hangat tersebut di
ketiak, perut dan selangkangan si penderita.
Kalau memungkinkan, buatlah
api unggun di sisi penderita Hipotermia.
-Kalau si penderita sudah
sedikit sadar dan bisa makan, berikanlah gula - gula dan makanan manis.
Hidrat arang merupakan bahan bakar yang cepat sekali menghasilkan panas
dan tenaga. Evakuasi baru bisa dilakukan setelah penanggulangan
sementara ini.
Hal yang terpenting juga, janganlah panik dalam menghadapi
keadaan jika kawan atau rekan kita terserang Hipotermia. Tenang dan
berfikir jernih akan memudahkan tahap - tahap penanggulangannya.
Mintalah bantuan kepada pendaki lain yang ada di sekitar kita. Jangan
sungkan, sebab pendaki sejati selalu menolong sesama.
Berikut ini tanda - tanda Khusus Hipotermia.
Suhu Badan (Celcius) dan tanda khusus :
38 - 37 : Normal.
36 - 35 : Menggigil sampai bulu roma berdiri, tetapi masih terkendali.
Gerak langkah menjadi lambat. Koordinasi tubuh mulai terganggu.
35 : Apa bila mencapai titik gawat, menggigil tidak terkendali.
35 - 33 : Pengambilan dan koordinasi tubuh kabur. Langkah kaki sering tersandung. Berbicara kasar.
33 : Semakin menggigil. Denyut nadi dan tekanan darah mulai menurun.
32 - 29 : Menggigil berhenti. Kebingungan mulai meningkat. Meracu.
Ingatan hilang. Gerakan tersentak - sentak. Pupil (bagian hitam mata)
mulai membesar.
29 - 28 : Otot mulai kaku. Pupil membesar. Denyut
nadi melemah atau tidak teratur. tarikan nafas melemah. Warna kulit
kebiru - biruan. Tingkah kacau. Mengarah ketidak sadaran.
27 :
Pingsan. Pupil tidak lagi menjawab gerakan cahaya. Kehilangan gerakan -
gerakan sepontan. Penderita kelihatan sudah meninggal.
26 : Koma. Gawat. Suhu tubuh menurun dengan cepat.
20 : Denyut jantung berhenti.
18 : Dalam suhu tubuh ini korban masih bisa ditolong dengan penangganan
yang segera dan intensif (rawat rumah sakit secepat mungkin), bagi
pendaki gunung hal ini agak sulit.
Dari keterangan yang tertera
diatas adalah suhu tubuh bukan suhu ruangan. Tanda - tanda Hipotermia
dalam hal apapun, mencegah lebih baik dari pada menanggulangi.
Ada
beberapa tips dari saya agar terhindar dari hal - hal yang tidak
diinginkan seperti diatas.
-Dalam setiap pendakian bawalah pakaian hangat
sedikit lebih, tidak masalah berat sedikit yang penting safety.
Sleeping bag, adalah barang terpenting yang jangan sampai tertinggal
setiap melakukan pendakian gunung. Bungkuslah pakaian yang kering dan
Sleeping Bag dengan plastik atau Dry Bag yang baik saat ter-packing di
dalam ransel. Hal tersebut menghindari pakaian dan sleeping bag basah
jika suatu waktu hujan turun.
-Jeans Berbahaya. Banyak pendaki gunung
yang mengira bahwa memakai celana jeans adalah praktis dan tahan robek.
Sebenarnya memakai jeans bisa membahayakan pendaki gunung, lebih - lebih
di gunung dengan curah hujan yang besar seperti di Indonesia. Bahan
celana ini sukar sekali kering kalau basah.
Jika sudah begini, badan
pemakainya akan selalu kedinginan. Ini akan mempercepat menurunnya panas
badan karena cuaca dingin di gunung.Yang terbaik bahan celana adalah
dari katun.
-Bawalah persediaan makanan yang cukup dan banyak mengandung
kalori dan karbohidrat.
- Bawalah tenda yang memiliki 2 lapisan. Lapisan
pertama yaitu tenda itu sendiri, dan yang ke dua adalah flysheet
dibagian luarnya. Hal tersebut meminimalisir hembusan angin yang masuk
ke tenda. Angin bisa saja masuk dari selah-selah jari kaki dan tangan,
- Bawalah kaos kaki dan sarung tangan sedikit banyak.
-Dirikanlah tenda
atau bivak di tempat yang terhindar dari hembusan angin. Lebih baik
mendirikan tenda di punggungan gunung dari pada di lembah. Sebab lembah
lebih terasa dingin.
Sekian penjelasan dan tips dari saya, semoga
bermanfaat bagi kita semua para pelaku kegiatan alam. Kiranya ada
kekurangan atau kesalahan mohon koreksi dan tambahannya. Terima kasih
sudah menyimak.
*Salam Lestari...!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar