Minggu, 16 Januari 2022

Mengenal dan Menemukan DIRI SEJATI ( Higher Self )




Kebangkitan Kundalini adalah proses pembersihan dan pemurnian yang akan membuka kesadaran rohani. Ego terhadap duniawi dan materi akan dikelupas selapis demi selapis. kebangkitan awal Kundalini dapat diibaratkan seperti pengelupasan kulit terluar dari sebuah bawang, yaitu kulit keringnya.

Pengelupasan dari lapisan-lapisan berikutnya dibutuhkan agar inti yang selama ini terpendam dapat muncul. Pada inti inilah terdapat Diri Sejati.

Pribadi Tinggi ( Higher Self)

Mengenai Pribadi Tinggi, cukup sulit dibahas karena banyak pemahaman dan pengertian dari berbagai aliran, namun disini dibahas dari sisi universal yang paling mudah diuraikan juga disederhanakan dengan penyebutan yang mudah dipahami, perlu diketahui manusia sebenarnya memiliki beberapa lapis kesadaran, kesadaran pada seorang manusia terdiri dari Tiga Lapis, yaitu:

Kesadaran Biasa                      = Kesadaran Fisik (Consciousness)

Kesadaran Tinggi/Perantara  = Kesadaran Jiwa ( Soul)

Kesadaran Super                     = Kesadaran Roh ( Super Consciousness)

Kesadaran Super adalah kesadaran pada tingkat Pribadi Tinggi (Roh). Inilah kesadaran sejati yang sesungguhnya dari seorang manusia. Karena Pribadi Tinggi mempunyai unsur-unsur Ilahi, maka getaran Pribadi Tinggi itu sangat tinggi. Untuk dapat memasuki tubuh fisik yang getarannya rendah sebagai manusia, dibutuhkan perantara berlapis-lapis. Inilah sebabnya manusia terdiri dari banyak lapisan (Tubuh Fisik, Tubuh Emosi, Tubuh Mental, Tubuh Intuisi, Tubuh Atma, Tubuh Monad dan Tubuh Ilahi)

Kesadaran Biasa adalah kesadaran yang berasal dari tubuh fisik, sehingga ingatan pengetahuan yang dimiliki pada tingkat kesadaran ini terbatas dari kehidupan ini saja. Diantara Kesadaran Super dan Kesadaran Biasa, terdapat sebuah Kesadaran Perantara, yang biasa disebut dengan Kesadaran Jiwa (Kesadaran Tinggi/Perantara). Berbeda dari Kesadaran Biasa, kesadaran Jiwa dan Kesadaran Roh adalah kesadaran yang lebih permanen. Seluruh ingatan dan pengetahuan dari kehidupan-kehidupan sebelumnya masih dimiliki oleh Kesadaran Jiwa dan Kesadaran Roh. Seseorang yang dapat mencapai salah-satu dari kesadaran Jiwa ataupun Kesadaran Roh, akan dapat memiliki seluruh ingatan dan pengetahuan dari kehidupan-kehidupan sebelumnya.

Roh adalah Abadi, tidak pernah mati. Tujuan dari Roh berada di dunia di dalam tubuh fisik adalah untuk belajar. Dengan adanya tubuh fisik, barulah Roh dapat belajar dari pengalaman-pengalaman yang sebenarnya. Oleh sebab itu, Roh mungkin saja memilih peran-peran yang berbeda dalam kehidupannya di dunia ini. Dengan memiliki pengalaman dari berbagai situasi dan kondisi dalam banyak kali kehidupan, barulah kebutuhan Roh atas pelajaran-pelajaran yang harus dihadapinya dapat dipenuhi. Setelah mencapai pengertian yang amat tinggi (Pencerahan), ataupun pengamalan kebaikan yang luar biasa, Roh dapat kembali lagi ke Sang Pencipta. Konsep ini biasa juga disebut sebagai Reinkarnasi.

Walaupun dalam masa belajar di dunia dengan tubuh fisik, Roh banyak melakukan kesalahan sehingga timbul banyak karma negatif, karma negatif ini tidak melekat pada Roh. Saat seseorang meninggal, Kesadaran Fisik akan lenyap bersamaan dengan meninggalnya tubuh fisik. Roh akan kembali di dimensinya meninggalkan jiwa pada tempat penantian. Seluruh karma negatif ataupun positif tersimpan pada jiwa ini. Ketika Roh akan lahir kembali, Roh akan menggunakan kembali jiwa yang sama dengan yang sebelumnya. Dengan demikian, seluruh karma yang timbul akibat perbuatan-perbuatan dari kehidupan yang sebelumnya akan masuk ke dalam tubuh fisik melalui jiwa.

Pribadi Tinggi (Roh) berada di dunia untuk belajar. Berbagai hal perlu dipelajari sebelum Pribadi Tinggi dapat "lulus" dan kembali kepada Tuhan. Berbagai emosi getaran rendah seperti marah, iri,dendam dan sebagainya adalah beberapa pelajaran dasar yang harus dapat diatasi. Untuk beberapa Roh, kadang-kadang dibutuhkan waktu yang lama dan amat panjang (beberapa kali kelahiran) hanya untuk menguasai satu emosi saja. Pelajaran yang lebih tinggi adalah pelajaran mencintai tanpa pamrih (Unconditional Love) Sedangkan pelajaran terakhir adalah untuk menyatu kembali dengan Tuhan. Tujuan dari pembersihan energi Kundalini adalah untuk mengembalikan Kesadaran Sejati, yaitu Kesadaran Roh. Dengan adanya kesadaran sejati, akan dimengerti bahwa manusia bukan "hanya manusia" Manusia adalah Roh yang dalam perjalanan/pelajaran untuk kembali kepada Tuhan.



Oleh karena setiap perjalanan harus dilewati dengan baik, Roh mungkin akan lahir beberapa kali untuk mengulangi sebuah mata pelajaran yang belum dapat dilewati sebelumnya. Dalam keadaan demikian, Roh bersama para pembimbing mngkin akan memilih kondisi-kondisi yang berbeda, dari jenis kelamin, keadaan fisik, tempat lahir dsb. Karena itu jalan hidup adalah pilihan dan bukan takdir. Sebelum lahir, Roh diberi beberapa pilihan atas peran yang ingin dipilih. Dalam hal ini, memang dapat dikatakan bahwa telah ada semacam perencanaan terhadap jalan hidup. Tetapi manusia sebagai Roh tetap mempunyai kebebasan dalam menentukan arah hidupnya, walaupun garis besar perencanaan sudah dibuat sebelumnya. Perencanaan yang telah dibuat hanyalah mengenai apa yang akan dihadapi. Sementara itu, tindakan yang yang akan dilakukan untuk sebuah peristiwa adalah sepenuhnya kebebasan Roh. Dari tindakan yang dilakukan inilah, penilaian dilakukan terhadap Roh. Tindakan yang dilakukan juga mungkin menyebabkan perubahan-perubahan dari garis kehidupan yang ada, mulai dari jangka waktu hidup, pelajaran berikutnya, dan sebagainya. Dari sini bisa dilihat bahwa setiap hal yang dilakukan amatlah penting. Setiap tindakan akan membuat perubahan-perubahan ke masa depan. Manusia adalah Roh yang mempunyai kebebasan dalam arti yang luas.

Setelah proses pemurnian Kundalini berjalan cukup jauh, beberapa masa kehidupan sebelumnya akan diketahui dengan jelas. Pengetahuan mengenai kehidupan lampau memang dbutuhkan untuk perkembngan spiritual. Beberapa kehidupan dari masa lalu mungkin masih memberikan hutang karma atau hutang pelajaran. Untuk dapat keluar dari lingkaran reinkarnasi, seluruh hutang karma dan pelajaran ini harus dapat diselesaikan dengan baik. Hutang-hutang ini ada yang berasal dari beberapa kehidupan yang baru lalu, dan ada pula yang berasal dari beberapa kehidupan zaman kuno.

Pada tahap awal, kesadaran berada pada kesadaran biasa/kesadaran fisik. Dengan berkembangnya kesadaran, disadari pula adanya Kesadaran Jiwa dan Kesadaran Roh. Untuk mencapai kesadaran sejati, pertama-tama seseorang harus mengenal Pribadi Tingginya dengan baik. Setelah mengenal Pribadi Tingginya, orang tersebut harus berusaha untuk menyatu/integrasi dengan Pribadi Tingginya (mengusahakan agar Pribadi Tinggi bersemayam pada cakra jantung karena disinilah singgasananya yang sebenarnya) dan jika Pribadi Tinggi telah bersemayam di cakra jantung secara permanen, seluruh pikiran dan perbuatan akan berdasarkan Kesadaran Roh yaitu cinta kasih, Roh terhubung langsung dengan Ilahi, sementara itu manusia terhubung langsung dengan Ilahi melalui perantaraan Roh yang berada diatas kepala manusia. Dengan bersemayamnya Roh pada cakra jantung secara permanen. Roh menjadi satu dengan manusia. Dengan demikian, hubungan langsung antara Roh dengan Ilahi menjadi hubungan langsung antara Ilahi,Roh dan manusia.

Sebelum menyatu Pribadi Tinggi bersemayam di cakra kedelapan beberapa belas milimeter diatas kepala

Istilah "Guru Sejati" sering sekali didengar. Guru Sejati sebenarnya adalah tidak lain dari Pribadi Tinggi (Higher Self) seseorang. Oleh sebab itu,menemukan Kesadaran Sejati sama dengan menemukan sang Guru Sejati. Roh sebagai sesuatu kesadaran yang telah hidup ratusan kali mempunyai pengetahuan yang tidak terbatas. Roh juga mengetahui dengan jelas kebutuhan-kebutuhan dan cara untuk memenuhi seluruh kebutuhan tersebut.

Untuk tekhnik meditasi menjumpai dan menyatu dengan Pribadi Tinggi ( Higher Self) dapat dibaca disini, Terimakasih

1 komentar:

  1. Membaca Artikel di Blog ini seringkali menemukan kepingan puzzle yang terlupakan atau entah dimana keberadaan ((jawaban atas puzzle yang belum lengkap tsb)).
    Tulisan yang ringan mudah diresapi, namun sebaiknya beberapa kali dibaca supaya menemukan makna kehidupan yang kita jalani, dengan jentikan jemari "Ahaa,," i got my point, plus manggut-manggut menemukan pelengkap kepingan puzzle.

    Dari gaya penulisan yang santai, mengalir, membawa kita masuk kedalam alur pengalaman Sang Penulis, sungguh Penulis ingin menyajikan dan mengajak kita masuk ke dalam Keheningan untuk mendapatkan Pemahaman Baru yang ter-install otomatis dari Semesta ketika menyelesaikan membaca 1 artikel.

    BalasHapus